Luqman dalam sejarah islam adalah orang biasa. Ia hanya seorang tukang kayu yang tinggal di Habsy di masa Nabi Daud AS. Hidup sederhana di tengah keluarganya yang biasa. Tapi bagi Allah SWT, Luqman bukanlah sosok yang biasa sehingga dan menorehkan namanya istimewa di salah satu surat dalam al quran.
Dibalik kesederhanaannya, Luqman adalah sosok ayah yang bijak dan berkarisma. Setiap tuturnya kuat penuh hikmah. Pesan yang meluncur dari bibirnya yang senantiasa basah penuh dzikir, menjelma menjadi hujjah yang kuat bagi anak-anaknya.
Maka tak heran jika sosok bukan rosul dan bukan nabi ini mendapatkan gelar al hakim. Sosok manusia biasa, namun penuh hikmah akan nasehat bijak.
Seorang muslim pantas belajar dari seorang Luqmanul Hakim agar bisa menjadi ayah yang baik. Pembicaraan Luqman sebagai seorang ayah dengan anak-anaknya penuh pelajaran bijak. Visinya membangun keluarga menembus dimensi ruang dan waktu.
Ayah masa kini perlu belajar dari Luqmanul Hakim dalam mendidik anak-anaknya. Hal ini penting agar anak generasi masa kini tidak larut pada godaan zaman yang sering palsu dan menipu.
Lalu apa pesan bijak seorang Luqmanul Hakim bagi para pelaku ayah zaman ini?
1. Pelajaran tauhid
Warisan pertama seorang ayah bagi anaknya adalah menanamkan jiwa tauhid. Anak wajib mengenal kepada siapa ia harus menyembah. Kehadiran manusia di muka bumi adalah untuk menyembah Sang Pencipta di mana pun dan sampai kapan pun.
Hakekat kehidupan perlu dipahamkan bagi seorang anak agar hidupnya tidak kehilangan makna. Ritual penyembahan hamba kepada Tuhan-nya pun harus bersih dari anasir-anasir kesyirikan, sekecil apa pun itu.
Itulah tugas utama dan paling utama seorang ayah. Membangun fondasi keimanan yang tak tergoyahkan oleh manisnya dunia.
Dan inglahlah ketika Luqman berkata pada anaknya ketika memberikan pelajaran : Hai anakku, janganlah engkau menyekutukan Allah. Sungguh menyekutukan Allah itu adalah benar-benar kedloliman yang besar” (QS: Luqman : 13).
2. Menghormati orang tua
Islam sangat memuliakan orang tua. Maka siapa pun anak yang pandai memuliakan orang tuanya dengan akhlak karimah, sungguh amalan itu sangat dicintai Allah SWT.
Tidak hanya itu, amalan berbakti kepada orang tua atau birul walidain adalah ihktiar jalan menuju surga. Begitu tinggi balasan Allah SWT atas budi baik seorang anak atas kedua orang tuanya.
Menanamkan akhlak mulia pada anak untuk senantiasa berbuat baik kepada kedua orang tuanya menjadi warisan pekerti yang dibangun Luqman. Berbuat baik kepada kedua orang tua inilah yang harus diwariskan seorang ayah.
Dibalik sikap menghormati orang tua itu sesungguhnya dimaknai merintis kesuksesan. Sebab dibalik sikap berbakti kepada orang tua itu ada keberkahan dan kemuliaan.
Dan kami perintahkan kepada manusia untuk berbuat baik kepada kedua orang tua, ibunya yang telah mengandung dalam perih yang bertambah-tambah dan menyapih sampaidua tahun. Bersyukurlah kepada-Ku dan kepada kedua orang tua-Mu. Hanya kepada Allah SWT kembalimu. (QS: 14).
3. Setiap amal akan dibalas
Hidup di dunia adalah bekal akherat. Mempersiapkan diri untuk selalu beribadah dan beramal sholeh adalah makna dari bekal menuju kehidupan akherat yang abadi.
Dunia itu memang diciptakan penuh keindahan dan godaan yang melalaikan. Luqman sedari dini mengingatkan kepada anak-anaknya untuk mempersiapkan bekal-bekal terbaik.
Jangan berbuat dosa dan teruslah sabar untuk beribadah. Antara kebaikan dan keburukan itu tidak akan tertukar. Pena catatan amal itu akan terus bergerak dan menggoreskan catatan demi catatan.
Hai anak-anakku! Sungguh jika ada sesuatu perbuatan seberat biji sawi dan berada dalam batu atau di langit atau di bumi, niscaya Allah akan memberinya balasan. Sungguh Allah Maha Halus, Maha Teliti (QS : Luqman : 16).
4. Beramal makruf nahi munkar
Membangun kecintaaan kepada Allah adalah nilai ketauhidan tingkat tinggi. Makna cinta itu sendiri mensaratkan pengorbanan. Anak harus mempunyai bekal ilmu dan kekuatan ruhiyah yang kuat untuk berjuang dan berkorban.
Kecintaan untuk islam itu akan dilalui dengan jalan terjal berliku. Luqman mengingatkan bahwa berkorban membela agama Allah sungguh merupakan perjuangan berat dan dipenuhi jalan terjal.
Jalan terjal amar makruf nahi mungkar itu harus ditempa melalui tarbiyah panjang, menuju sosok muslim yang paripurna. Membela agama Allah adalah dakwah para nabi dan sahabat.
Tongkat estafet perjuangan islam memang harus terus dipupuk dan dibangun. Para generasi muslim perlu tahu tanggung-jawab itu.
Hai anakku! Laksanakan sholat dan suruh manusia berbuat baik, cegah yang mungkar dan bersabar terhadap apa yang menimpa. Sungguh yang demikian itu perkara yang penting (QS: Luqman 17).
5. Mengajar adab dan sikap tawadlu
Buah kebenaran beragama seorang muslim adalah akhlaknya. Islam sebagai agama langit yang diturunkan ke bumi untuk meperbaiki akhlak manusia yang sarat kejahiliyahan atau kebodohan.
Muslim yang benar agamanya niscaya baik adab perilakunya. Luqman tidak membanggakan pangkat, status, kekayaaan atau kepintaran bagi anak-anaknya. Adab dan sikap rendah hati itu lebih mulia dari semua kenikmatan dunia.
Dan janganlah kamu memalingkan muka dari manusia (sombong) dan jangan berjalan di bumi Allah dengan angkuh. Sungguh Allah tidak suka orang yang sombong dan membanggakan diri (QS : Luqman :18).
Selamat berjuang menjadi ayah yang hebat.
Penulis : Joko Priyono, Kabid Humas Ikadi Klaten, Dinas Kominfo Klaten.