Seorang muslim sudah selayaknya berhati-hati menjaga amalan. Tidak saja menjaga keistiqomah sebuah amalan, tapi juga harus pandai menjaga niatnya secara bersih. Sebab salah menjaga niat bisa fatal pahalanya alias hilang tak berbekas.
Sikap hati-hati menjaga amal itu salah satunya adalah menyembunyikan atau merahasiakan amal. Hebatnya seorang Bilal Bin Robbah RA nyaris membuat banyak sahabat terheran, sehingga Nabi Muhammad SAW mengabarkan mendengar suara terompah kakinya terdengar di surga.
Ternyata tanpa banyak diketahui para sahabat, seorang Bilal rajin menjaga kesucian dirinya dengan berwudlu dan sholat dua rakaat sesudahnya.
Amru Bin Jamnuh pun demikian. Nabi Muhammad SAW sangat menyayangi sahabat yang satu ini biar pun fisik kakinya tidak sempurna ketika berjalan. Tapi Janmuh sangat bersemangat dalam berperang membela islam. Nyawanya dipertaruhkan demi kebenaran islam, sehingga dengan lantangnya ia berujar kepada Nabi “Izinkan saya maju berperang wahai Nabi. Saya ingin masuk surga dengan kaki yang pincang”
Para sahabat suka menyembungikan amal sampai orang lain tak mengetahui kelebihan amalnya. Inilah kesahajaan. Bukti keikhlasan itu mengantarkan kepada keistiqomahan sampai ujung tarikan nafas terakhirnya.
Ada lima amalan yang selayaknya dirahasiakan bagi seorang muslim jika ingin menjaga keikhlashannya dalam beribadah.
1. Bersedekah
Sedekah adalah buah dari keimanan yang benar. Seorang mukmin akan cerdas menanamkan investasi hartanya untuk masa depannya yang kekal. Hartanya tidak untuk berfoya-foya dan dinikmati sendiri. Tapi hartanya digunakan untuk berbagi dan membahagiakan orang lain, biar pun sekedar berbagi secuil roti .
Sedekah secara sembunyi itu sungguh mampu meredam murka Sang Pemcipta (Kitab Hiyatul Aulia karya Ali Bin Husain Bin Ali). Sedekah yang sembunyi dilakukan oleh Imam Al Bukhori dikatakan akan berbalas naungan di Padang Mahsyar, ketika saat itu tiada lagi naungan.
Rosul bersabda :
Tiada suatu subuh yang dialami seorang hamba Allah kecuali turun kepada mereka dua malaikat. Salah satu diantara keduanya berdoa : Ya Allah berilah ganti orang berinfak sedang satu berdoa : Ya Allah berikanlah kerusakan bagi orang yang menahan hartanya (HR Bukhori :270)
2. Berdzikir dalam tangis
Manusia tempat dosa dan lupa. Kecintaan dunia membuat manusia lupa beribadah, dan nafsunya sering menggodanya jatuh dalam dosa. Itulah fitrah anak cucu Adam.
Tapi istighfar dan tobat bisa menjadi penggugur dosa. Saat malam - malam sunyi dan kesendirian, seorang muslim memilih mengiba ampunan dalam dzikir-dzikir yang mengalun membasahi bibirnya.
Ratapan penyesalan dosa dan mengharap pengampunan itu pun mampu memaksa air matanya mengalir.
Orang yang mengingat Allah SWT sendiri lalu air matanya menangis, sungguh menurunkan kecintaan Tuhan-Nya.
3. Doa
Doa itu ibadah. Tak ubahnya sholat yang tegak didirikan di atas dua kaki seorang muslim, didalamnya rangkaian penuh dengan doa. Maka doa menjadi senjata bagi seorang muslim sebagai bekal menjalani hidup.
Merahasiakan doa sangat dianjurkan para ulama, apalagi teruntuk orang lain.. Doa-doa seperti itu diaminkan oleh malaikat.
Abu Dardak mengingatkan “Tidaklah seorang hamba muslim yangberdoa untuk kebaikan saudaranya secara rahasia, melainkan ada malaikat yang berkata: Dan untukmu pula yang seperti itu (atas permintaannya)”
4. Sholat lail
Kuat mengerjakan sholat lail atau tahajud adalah puncak makrifat atau kedekatan dengan Sang Kholik. Betapa tidak, malam yang sunyi, sendiri tiada orang melihat, dingin dalam godaan lelah dan mengantuk, masih saja ada seorang hamba berusaha memaksa kenikmatan malamnya untuk berwudlu dan sholat.
Dia rela korbankan kenikmatan tidurnya untuk berbisik, merayu, curhat berkeluh kesah, meratap dan meminta dengan Dzat Ghoib yang dicintai. Sholat lail adalah penghambaan yang luar biasa yang dilakukan seorang mukmin yang tidak biasa.
Tahajud ini adalah kebiasaan Nabi dan para sahabat. Karena dalam kesendirian sunyi, malam-malam tahajud ini Sang Pencipta membalasnya dengan derajad yang lebih baik bagi pelaku sholat tahajud.
“Dan pada sebagaian malam hari bertahajudlah kamu sebagai ibadah tambahan bagimu. Mudah-mudahan Tuhan-mu mengangkat kamu di tempat terpuji (QS : Al Isro:79).
5. Membaca al quran secara Syiir
Al quran adalah bacaan indah penuh hikmah. Suara yang melantunkan ayat demi ayat langit itu mampu menghadirkan keberkahan, tidak saja manusia yang membaca, tapi juga makluk yang tampak maupun tidak tampak. Bacaan al qurán bisa menjadi penawar hati yang berduka. Hikmah yang terkandung dalam setiap ayat mampu memperkokoh keimanan.
Membaca al quran bagi setiap muslim adalah membangun kekuatan ruhiyah atau keimanannya agar tetap kokoh menghadapi segala kemungkinan.
Nabi Muhammad SAW mengatakan “Membaca al quran secara keras (jahr) seperti sedekah terang-terangan. Sedangkan membaca al quran secara syiir seperti sedekah secara sembunyi-sembunyi”.
Imam Tirmidzi menjelaskan kalau membaca al quran secara syiir lebih utama agar terhindar dari ujub alias pamerkan amal dan juga riya’ atau mengharap pujian orang lain.
Selamat menjaga keikhlasan sahabatku.
Penulis : Joko Priyono, Kabid Humas Ikadi Klaten, Dinas Kominfo Klaten.