Usaha menemukan dan mengingat Tuhan tidak harus ibadah menyendiri di masjid atau tempat suci. Sepanjang ada niat yang sungguh-sungguh, manusia bisa menikmati kedekatan dengan Tuhan-nya.
Salah satunya dalam kajian majelis ilmu di atas gardu atau pos ronda, warga Kerun Baru RT 03/20, Belangwetan, Klaten Utara, Klaten.
Walau pun hanya tujuh orang, setiap selasa malam, mereka belajar agama dan baca tulis al quran sambil tugas ronda malam, menjaga keamanan lingkungan kampung.
Pos ronda itu terletak tengah kampung. Gardu yang terbuat dari kayu jati itu bergaya gasebo. Tak ketinggalan daftar jadual petugas ronda malam tertempel di sudut ruang.
Aktifitas belajar agama dan baca tulis al quran itu diberi nama Ngaji Malam Rebo alias Jimambo. Pengajian Jimambo digagas Ustad Jepri, salah satu tokoh agama setempat.
Acara dimulai 20.00 Wib sampai 22.30 Wib yang diisi dengan pengenalan huruf al quran, tadarusan dan tausyiah. Peserta yang mengaji masih sedikit, sekitar 7 warga.
Keinginan untuk bisa baca tulis al quran diungkapkan Sarjono (52) warga setempat. Di usia yang lebih paruh baya, ia tetap semangatnya untuk bisa membaca al quran.
“Pengajian biasanya di mulai jam 21.00 WIB. Tapi jam 20.00 WIB saya sudah datang ke gardu. Sambil mengulang pelajaran pekan lalu yang ditulis di papan” ungkapnya sambil bincang-bincang beberapa pekan lalu.
Pria yang gemar ternak dan punya usaha angkringan itu mengaku dulunya sudah bisa membaca al quran. Tapi karena lama tidak membaca al quran lagi semenjak menikah, ia mengaku bacaannya menjadi lupa.
“Saya tidak malu belajar membaca al quran. Karena memang ingin bisa membaca al quran. Jadi besok kalau sudah tua, ketika anak-anak sudah besar dan hidup sendiri, saya tidak kesepian karena masih bisa berteman dengan al quran” jelasnya.
Agung Wibowo SE (42) Ketua RT 03/14 Kerun Baru, Belangwetan, Klaten Utara merespon positif pengajian warganya. Selain ajang silaturakhim, kegiatan tersebut tidak mengurangi kewajiban warga untuk menjaga keamanan lingkungan.
“Saya juga bergabung ikut pengajian. Jadi hidup itu tidak hanya bekerja dan berpikir tentang dunia. Harus ada waktu untuk bekerja juga untuk akherat. Ke depan saya kira pengajian ini bisa dikembangkan sehingga diikuti lebih banyak warga yang lain” pungkasnya.
Penulis : Joko Priyono Klaten.