KLATEN - Kini para penyintas kanker khususnya yang ada di Klaten tidak harus kesepian. Mereka punya teman-teman seperjuangan yang senasib yang setiap saat siap bergandengan tangan menyongsong sehat.
Rumah itu bernama Teman Seperjuangan. Di sini para penyintas kanker Klaten berbagi cerita, kiat dan terapi pengobatan menuju sehat.
Tak jarang tangis dan tawa itu silih berganti menghiasi. Dengan semangat berbagi, kini sakit itu sedikit terobati. Minimal bagi mereka, sakit dan sedih itu tidak boleh merampas hak dan keinginannya untuk tetap menikmati bahagia.
Buktinya sangat nyata. Dengan usia rerata 60 tahun, mereka masih bisa tertawa lebar seolah hatinya disesaki rasa bahagia yang indah. Tawanya lepas. Hidupnya tampak penuh berbunga-bunga, bak remaja kembali. Keceriaan mereka dalam kebersamaan di rumah Teman Seperjuangan, seolah mereka lupa atas sakit yang diderita.
‘’Sakit itu sesungguhnya bukti kasih sayang Tuhan. Bahkan kalau sabar, sakit itu bisa menjadi penggugur dosa. Saya sering katakan untuk teman-teman penyintas kanker bahwa mereka itu tidak sendiri. Ada teman senasib lain yang sedang berjuang melawan sakit untuk menyambut datangnya sehat. Jadi mereka sakit tapi tetapi happy seperti tidak merasa sakit” kata Titik Tiwuk (44) yang punya nama asli Titik Budi Rahayu, relawan kanker Klaten saat ditemui di acara Seminar Hidup Sehat Bersama Kanker dalam memperingati Oktober Bulan Kewaspadaan Kanker bertempat Rumah Makan Banyoerip, Klaten (Senin, 31/10/2022).
Ketua Teman Seperjuangan Klaten Trisnaningsih (57) asal Dukuh Lor, Pakahan, Jogonalan, Klaten punya tips sendiri agar para penyintas kanker tetap ceria. Ia berujar kepada teman penyintas bahwa sedih itu tidak menolong rasa sakit.
‘’Dulu waktu habis tindakan saya terus semangat dan berbagi foto. Ternyata banyak teman senasib yang ingin dikirimi foto. Dan saya selalu katakan kepada teman-teman penyintas kanker bahwa jangan kalah melawan sakit, apalagi stres. Stres itu justeru akan mendatangkan penyakit yang lain. Sakit tidak usah dipikirkan. Mati itu urusan Tuhan. Maka tugas kita adalah mempersiapkan amal terbaik semasa hidup. Itu saja kuncinya” kata Trisnaningsih saat diwawancara (Senin,31/10/2022).
Ditanya terkait kegiatan Teman Seperjuangan Klaten wanita 57 tahun itu mengatakan banyak diikuti dengan aksi sosial dan keagamaan. Khususnya kunjungan pada sesama penyintas kanker.
“Anggota kami sekarang ada 120 orang. Wadah Temen Seperjuangan itu berdiri sejak 2019 lalu. Selain pengajian, kami ada kegiatan kunjungan sesama penyintas kanker dan santuan yatim piatu yang orang tua meninggal akibat kanker” pungkasnya.
Sakit adalah takdir Tuhan. Tapi para penyintas kanker Klaten telah memilih untuk bertahan dan tidak menyerah.
Badan mereka boleh jadi sakit, tapi tidak untuk jiwanya. Jiwa-jiwa mereka tetap merdeka sehingga kekuatannya mampu mengalahkan badannya sendiri yang sakit.
Penulis Joko Priyono Klaten