• Jelajahi

    Copyright © MARI MENYERU
    Best Viral Premium Blogger Templates

    Iklan

    pasang

    Subscribe YouTube

    Empat Amalan Pembuka Pintu Surga

    JEPRI JOKO PRIYONO KLATEN
    Kamis, 27 Oktober 2022, Oktober 27, 2022 WIB Last Updated 2023-03-08T23:19:36Z

     


    KLATEN (94/10) - Cita-cita tertinggi seorang mukmin adalah surga abadi kelak di alam akherat. Inilah visi hidup yang harus dibangun, dijaga dan dirawat sunguh-sungguh, siang dan malam oleh setiap mukmin sejati.

    Tidak saja itu. Cita meraih surga itu harus berjalan bersama, bergenggaman erat seisi keluarga antara istri, suami dan anak-anaknya yang islami sehingga meraih reuni di surga.

    Maka ketika Tuhan bersumpah demi masa, maka waktu itu bagi seorang mukmin akan dijaga sungguh-sungguh.  Takwanya akan dijaga sungguh-sungguh.  Amalnya akan istoqomah siang malam, dilihat atau dalam senyap, dipuji atau dicaci, maka amal ibadah yang diyakini kebenarannya itu akan tetap dijalankan sepenuh keikhlasan.

    (1) Demi masa. (2). Sesungguhnya manusia itu benar-benar dalam kerugian, (3) kecuali orang-orang yang beriman dan mengerjakan amal saleh dan nasehat menasehati supaya mentaati kebenaran dan nasehat menasehati supaya menetapi kesabaran.

    Kekuatan cita - cita menggapai surga itulah yang membuat seorang Amru Bin Jamnuh RA rela mengorban nyawa dalam jihad.  Surga seperti tampak di depan mata.  Biar pun Nabi Muhammad SAW menghalang-halanginya untuk tidak berperang mengingat kakinya yang pincang.

    Tapi cintanya kepada Tuhan-Nya mengalahkan segalanya.  Dalam kematiannya, seolah Amru Bin Jamnuh RA ingin berseru kepada Rosul dan manusia : “Izin aku maju berperang ya Rsosul. Aku ingin masuk surga dengan kaki yang pincang”.

    Begitu tinggi dan hidupnya cita meraih surga para sahabat, lalu bagaimana dengan umat manusia diakhir zaman.

    Sesungguhnya ada empat amalan sholih sebagai ikhtiar  sebagai pembuka pintu surga.

    1. Afsyun as salam (menebar kebaikan).

    Setiap mukmin harus berusaha menebar kebaikan dan kemanfaatan dimana kaki berpijak di waktu yang masih ada.  Tidak menunda amal adalah jalan terbaik, biar pun sekedar memungut sampah di jalan.

    Dan Kami tidak mengutus Muhammad, kecuali untuk menjadi rahmat bagi seluruh alam ( QS: Ambiya 21:107)

    Hidupnya akan selalu diisi dengan kebaikan, seolah tidak ada sejengkal waktu untuk berbuat jahat kepada sesama, termasuk berbuat baik kepada tetangga.

    Tidak masuk surga sehingga tetangga merasa aman dari gangguannya (HR,Ahmad).

    2. Ath Imuum ath tahaam (gemar memberi makan)

    Seorang mukmin itu pasti punya sifat dermawan.  Hartanya adalah titipan. Pangkat dan kekuasaan itu sementara, suatu saat akan lepas ditinggalkan. Maka nikmat yang ada itu dikembalikan kepada Sang Pemberi Nikmat, khususnya berbagi untuk mereka yang lapar.

    Dan mereka yang memberi makanan orang miskin, anak yatim piatu dan orang yang ditawan (atas makanan yang disukainya). Dan dia mendapatkan balasan karena kesabarannya surga dan sutera (QS : Al Insan 8:12).

    3. Shilun al arhaam (menjalin kasih sayang)

    Nabi sangat lembut hatinya dan tidak memiliki sifat kasar.  Bahkan karena kelembutan hatinya mampu meluluhkan kesombongan kaum - kaum kufar yang berkuasa sehingga gema dakwahnya berjaya sampai antero jagat.

    Tidak sedikit orang marah dan saling membenci yang berakhir saling bunuh, sebab hilangnya kasih sayang. Ada seorang suami  yang tega menganiaya istri yang semula dirindu dan dicinta. Pun juga sebaliknya.

    Maka kasih sayang itu bisa merawat kerukunan dan silaturakhim.  Apalagi dibumbui dengan sikap berbagi, maka semakin lengkaplah kesholihan itu.

    4. Shalun wa annas riyan (sholat malam ketika orang tidur)

    Sholat tahajud adalah amal sholat sunah yang istiwewa di sisi Tuhan.  Betapa tidak. Seorang mukmin dengan kekuatan imannya, ia rela sendiri melawan kantuk dan nikmatnya tidur malam, untuk berdialog dengan Tuhannya dalam sunyi.

    Bahkan air mata pun tak jarang  jatuh menetes di pipi.  Tangisnya memaksa doanya terbata-bata dikuasai penyesalan-penyesalan atas dosa  yang pernah dilakukan.

    Dan jika sebagian malam, lakukan seholat tahajud sebagai ibadah tambahan bagimu.  Mudah-mudahan Allah mengangkatmu ke tempat yang terpuji. (QS Al Isra 17:79).

    Hanya Allah yang mengetahui kebenaran yang sebenarnya.

    Penulis : Joko Priyono Klaten.

    Komentar

    Tampilkan

    Terkini