KLATEN - Ustadz Joko Santosa punya cara unik dan kreatif dalam menebarkan dakwah. Hidup di tengah kalangan petani, pendakwah yang tinggal di Ngawonggo, Ceper, Klaten, Jawa Tengah ini memilih tempat mengaji di antara pematangan sawah.
Rimbunnya tanaman pare yang siap panen jadi hiasan alam di antara duduk bercengkerama membahas ilmu agama. Ada juga ribuan tanaman jagung yang subur, menambah damai suasana mengaji yang menyatu dengan pemandangan pedesaan.
Beralas tikar yang digelar memanjang dan ditemani nasi bungkus, pisang, timun hasil panen berlauk gorengan menjadikan acara mengaji tambah asyik plus dijamin tidak mengantuk. Apalagi sesekali angin semilir datang menyapa, menjadikan ikhtiar mencari ridlo Tuhan itu tambah meresap di hati.
Ustad yang juga dikenal dengan Abu Habib dan tercatat sebagai pengurus Ikatan Dai Indonesia (Ikadi) Klaten itu pun tak kaku mensyaratkan jamaahnya. Cukup dengan kaos dan celana panjang yang kadang masih kotor lumpur sawah, tak jadi halangan untuk mengaji.
Untuk cemilan pun tidak susah. Kadang hasil panen sawah atau kebun pun bisa disantap. Ada mentimun atau pisang sebagai buah menemani nasi bungkus dan gorengan produk angkringan tetangga sebelah.
“Kami sudah beberapa kali ngaji di tengah sawah. Kebetulan jamaahnya banyak yang bekerja sebagai petani. Istilahnya ngaji tani. Apapun pekerjaan kita yang penting kita semua tetap memperdalam agama agar hidup berkah dan dituntun hidayah. Terpenting ada modal niat yang tulus” ungkap Ustadz Joko Santosa saat dikonfirmasi marimenyeru.com Senin siang (9/1/23).
Ustadz yang juga melayani jasa renovasi bangunan itu menjelaskan kalau ngaji tani yang dirintis biasanya dilakukan di tengah aktifitas kerja di sawah. Ia sendiri menyesuaikan agar dakwah itu tetap berjalan dan tidak mengganggu pekerjaan jamaah.
“Aktifitas mengaji itu biasanya dilakukan pada waktu pagi hari. Kira-kira jam 07.00 WIB. Lokasinya ada di Desa Meger, Ceper, Klaten. Jammaahnya sekitar 10 orang yang kebanyakan adalah para petani. Kebaikan harus tetap ditebar di atas muka bumi” pungkasnya singkat.
Penulis : Joko Priyono Klaten.