• Jelajahi

    Copyright © MARI MENYERU
    Best Viral Premium Blogger Templates

    Iklan

    pasang

    Subscribe YouTube

    Jangan Menjadi Ayah Bisu

    JEPRI JOKO PRIYONO KLATEN
    Sabtu, 18 Maret 2023, Maret 18, 2023 WIB Last Updated 2023-04-04T07:08:12Z


    KLATEN - Mendidik anak masa kini memang tidak mudah. Kualitas komunikasi yang baik antara orang tua dan anak menjadi salah satu resep membangun generasi tangguh. Minimal jangan pernah menjadi ayah bisu, yang irit bicara ketika anak butuh untuk diajak bicara.

    Pesan itu disampaikan Dr Hakimuddin Salim LC MA di acara Seminar Parenting oleh Komite Sekolah SMP Islam Terpadu Hidayah Klaten di Auditorium Universitas Widya Darma (Sabtu, 18/03/23) dipandu moderator Agus Murtono, sekaligus Ketua Komite SMP IT Hidayah Klaten.

    Bahkan ia mengajak para orang tua bisa menjadi teman yang baik bagi para anak-anaknya terutama ketika mereka memasuki masa puber.

    " Anak di masa puber itu butuh teman untuk berbicara, terutama anak laki-laki. Resep membangun generasi tangguh itu adalah bagaimana menjadi orang tua yang dialogis. Istilah tarbiyah bil Ikhwan. Jangan pernah menjadi ayah yang bisu. Itu bahaya " kata pria yang juga dosen Universitas Muhammadiyah Surakarta itu.

    Di hadapan hampir 300 para wali murid SMP IT Hidayah itu Hakimuddin Salin sekaligus Direktur Pondok Pesantren Ibnu Abbas Klaten itu juga mengingatkan agar anak-anak jangan mudah dimanja dengan fasilitas. Biar pun menurutnya orang tua mampu memberikan banyak fasiltas.

    "Ibu saya adalah seorang hakim dan ayah adalah seorang guru. Menurut Islam anak laki-laki yang sudah baligh itu harus sudah mandiri. Maka waktu usia SMA saya bertekad untuk mandiri. Maka biar tidak ketahuan orang, waktu SMA saya berjualan buku di acara Ahad Pagi di Masjid Raya Klaten. Itu bagian untuk menempa diri menjadi anak yang tangguh" jelasnya.

    Terkait prinsip membangun generasi tangguh dan islami itu, doktor lulusan Universitas Islam Madinah jurusan tarbiyah itu mengaku sudah menerapkan hal itu di pondok pesantrennya.

    "Semua santri di Ponpes Ibnu Abbas Klaten diterapkan harus mencuci sendiri pakaian pribadinya, walaupun ada jasa laundry. Biar pun mereka anak orang kaya, tetap harus bisa mencuci. Bahkan santri laki-laki saya perintahkan muqoyam (pelatihan fisik) bekerja sama dengan Kopassus Kartosuro. Biar mereka menjadi laki - laki tulen. Bukan laki-laki yang manja" pungkasnya. 


    Penulis Joko Priyono Klaten

    Komentar

    Tampilkan

    Terkini