• Jelajahi

    Copyright © MARI MENYERU
    Best Viral Premium Blogger Templates

    Iklan

    pasang

    Subscribe YouTube

    Lewat Puasa, Allah SWT Ingin Masukan Manusia ke Surga

    JEPRI JOKO PRIYONO KLATEN
    Kamis, 16 Maret 2023, Maret 16, 2023 WIB Last Updated 2023-04-04T07:08:25Z

     

    KLATEN - Ibadah puasa sesungguhnya bukan untuk memperberat umat manusia. Ketika orang-orang beriman menyambut seruan puasa itu, lalu ia menahan nafsu makan biar pun perut itu meronta-ronta karena lapar.  Atau pun rasa haus yang terus menggoda manusia untuk minum. Bahkan sepasang temantin baru dengan semangatnya yang menggebu harus memenjara nafsu berjimak dengan pasangan yang dirindu dari fajar sampai beduk magrib ditalu, itu semua adalah ujian ketaatan.

    Orang beriman selalu percaya bahwa tidak ada perintah  kecuali didalamnya ada manfaat.  Dan sebaliknya  tidak ada larangan, kecuali  ada madlorot jika dilanggar. Keterbatasan ilmu dan ketidak-sabaran manusia saja yang kadang mengartikan salah makna sebuah perintah dan ujian.

    Maka puasa itu sesungguhnya ujian ketaatan manusia.  Siapa manusia yang bersungguh-sungguh beriman  dan siapa yang dlalim. Ketaatan dan kesabaran menjalani puasa itu adalah ikrar pembuktiaan atas nilai sebuah kepatuhan.

    Dalam puasa itu Allah SWT selalu memberikan kemudahan dan pertolongan.  Manusia terlalu sombong kalau dengan kekuatannya semata  percaya akan mampu menahan lapar dan haus itu tanpa campur tangan Sang Pencipta.

    Ketika tidak puasa, perut bahkan sudah diganjal sarapan pagi.  Tapi ketika matahari sampai di ujung ubun-ubun, perut seakan meronta minta disuapi. Tidak kuat manusia menahan rasa lapar dan hausnya, bahkan kadang ia harus pingsan dan jatuh sakit.

    Tapi ketika menjalankan ibadah puasa berlandaskan niat suci memohon ridlo-Nya semata, maka lapar itu akan terasa nikmat.  Haus itu akan tetap terasa lezat. Biar pun terkadang mulut harus meluncurkan aroma tak sedap, badan ini masih kuat dan sabar menunggu suara adzan berkumandang khitmat.

    Inilah rahasia kasih sayang. Justeru dalam lapar dan haus itu, Allah SWT menyisipkan pertolongan dan kekuatan. Maka 13 sampai 14 jam selama haus dan lapar itu puasa seperti lapang dilalui.

    Allah SWT menginginkan bukti ketaatan orang-orang beriman. Ketika haus dan lapar dilalui dengan ikhlas dan sabar maka akan terbangun jiwa-jiwa yang takwa.  

    Hai orang-orang yang beriman, diwajibkan atas kamu berpuasa sebagaimana diwajibkan atas orang-orang sebelum kamu agar kamu bertakwa ( Q.S. Ali Imron ayat 183)".

    Takwa itu sendiri adalah sarat mutlak untuk manusia masuk surga. Kholifah Umar Bin Khottab Radiullahu Anhu menafsirkan takwa laksana orang yang berjalan di tengah malam gelap gulita di atas jalan yang licin dan berduri.  Maka orang bertakwa adalah orang berhati-hati.

    Orang bertakwa akan berhati-hati menjaga amal ibadah dan nafsunya. Ia akan menjaga seluruh raganya dari maksiat yang mengundang dosa.  Lisannya akan bertutur senantiasa benar dan jujur. Ia akan mencari harta secara bersahaja. Ketika harta itu terkumpul melimpah, maka ia tak lupa zakat, infak, wakaf dan  sedekah.

    Allah SWT akan menjanjikan surga bagi orang bertakwa.

    Dan bersegeralah kamu mencari ampunan dari Tuhanmu dan mendapatkan surga yang luasnya seluas langit dan bumi yang disediakan bagi orang-orang yang bertakwa (Q.S. Ali Imron ayat 133)”.

    Orang beriman sangat menyakini hidupnya di dunia tidak abadi. Maka ia akan bersungguh-sungguh memperhatikan amal-amalnya untuk hari esok (alam akherat) yang tak berbatas dan tidak ada nasib kembali  ketika manusia mati.

    Bawalah bekal, karena sesungguhnya sebaik-baik bekal adalah takwa (Q.S. Al Baqarah ayat 197)”

    Maka beruntunglah orang-orang beriman yang ikhlas dan sabar mengerjakan puasa lalu menjaganya. Karena ketaatannya itu akan membuahkan jiwa-jiwa bertakwa yang kelak dipersembahkan baginya surga-surga seluas langit dan bumi.

    Hanya Allah yang mengetahui kebenaran yang sebenarnya.

    Penulis Joko Priyono Klaten.

    Komentar

    Tampilkan

    Terkini