KLATEN - Mengikuti jejak kaki perjuangan relawan penyintas kanker Titik Budi Rahayu alias Titik Tiwuk saat mendampingi pasien kanker selalu melahirkan kisah inspiratif dan pelajaran hidup. Salah satunya belajar sikap tidak menyerah dan berputus asa.
Cerita itu dikisahkan Titik Tiwuk saat merawat pasien penyintas kanker asal Girimarto, Wonogiri. yang menderita kanker payudara stadium tiga. Pasien itu dinyatakan sembuh gara-gara gemar sedekah dan mudah meminta maaf.
Perempuan 44 tahun asal Desa Jongkare, Karanganom, Klaten itu menceritakan harus memacu motornya hampir 75 km untuk sampai ke rumah pasien di daerah Girimarto, Kabupaten Wonogiri.
Daerah Girimarto yang terpencil itu terletak di perbatasan Tawangmangu, Kabupaten Karanganyar.
Di Girimarto, Titik Tiwuk bertemu dengan Waginah. Wanita berusia 52 tahun itu divonis dokter menderita kanker payudara stadium tiga. Titik Tiwuk dihubungi Waginah melalui dari sesama komunitas penyintas kanker yang membutuhkan pendampingan.
Ia menceritakan kalau kehidupan Waginah cukup memprihatinkan.
Ujian Waginah seolah begitu sempurna. Di tengah keterbatasan ekonomi, ia harus berjuang melawan kanker payudara yang sudah beberapa tahun dialaminya.
“Orang sakit itu sensitif. Saya harus tidak tega ketika ada penyintas kanker yang membutuhkan pendampingan. Kondisi ibu Waginah mengalami metastasis (penyebaran sel kanker) ke hati. Tapi beliau itu sangat luar biasa. Ia tidak mudah mengeluh dan punya kepasrahan diri yang kuat” ungkap Titik saat diwawancara (Selasa, 11/04/23).
Relawan yang tinggal di Jongkare, Karanganom, Klaten itu menuturkan kalau pasien Waginah itu menemukan keajaiban. Sakit kanker payudara stadium tiga yang diderita itu awalnya diketahui tanpa sebab.
“Ibu Waginah itu bercerita harus menjual seekor kambing peliharaannya untuk sekali berobat. Kebetulan beliau berobat di salah satu rumah sakit di Klaten. Sampai kini 15 ekor kambingnya habis dijual untuk sekedar berobat” tutur Titik.
Namun begitu Titik yang kini berusia 44 tahun mengaku kalau ibu Waginah sangat sabar menerima ujian. Dia mengatakan kalau kegemaran Waginah sedekah dan selalu minta maaf kepada setiap orang ditemuinya telah mendatang keajaiban dan pertolongan Tuhan.
“Saya jadi banyak belajar dari Ibu Waginah bagaimana beliau berjuang melawan kanker. Beliau sangat gemar bersedkah. Setiap ketemu orang beliau selalu minta maaf. Bisa jadi karena kepasrahan dan kegemarannya bersedekah itu, beliau dinyatakan sembuh oleh dokter dari kanker payudara yang diderita” tambah Titik.
Penulis Joko Priyono Klaten