• Jelajahi

    Copyright © MARI MENYERU
    Best Viral Premium Blogger Templates

    Iklan

    pasang

    Subscribe YouTube

    Tiga Tanda Kemenangan Ramadhan

    JEPRI JOKO PRIYONO KLATEN
    Minggu, 16 April 2023, April 16, 2023 WIB Last Updated 2023-04-17T02:03:51Z

     


    KLATEN - Waktu berjalan seolah begitu cepat sehingga  tamu agung  puasa ramadhan segera berakhir.  Ada rasa sayang, rindu, cinta dan kangen berbaur campur aduk tatkala ramadhan akan segera beranjak pergi.
    Bagaimana kita tidak cinta ramadhan, ketika Allah SWT dengan rahmat dan kasih sayang menjadikan puasa yang lapar dan haus itu begitu nikmat terasa. Umat islam diringankan kakinya menapaki jalan-jalan ke masjid, ketika dulu hal itu terasa berat.

    Seorang muslim pun begitu mudah berbagi dengan infak, sedekah, zakat sampai berbagi takjil di sepanjang jalan, sebab Allah SWT melimpahkan mudah rezeki itu datang bertubi-tubi lewat THR, bonus dan gaji bulanan.

    Tidak hanya itu. Orang yang puasa diberikan-Nya kenikmatan yang tak terkira ketika berbuka puasa. Tiga biji kurma dan tiga teguk teh manis sudah tak terkira nikmatnya, saat disantap berbarengan suara azan berkumandang menandai waktu buka puasa.

    Ramadhan kariim, ramadhan mobarok. Ramadhan memang bulan berbagi, ramadhan menjadi bulan yang diberkahi.

    Ketika ramadhan itu pergi, akankah amal ibadah dan amal sholeh itu juga berakhir?

    Ketika selama ramadhan, masjid-masjid dibuat penuh sesak jamaah karena ghiroh atau semangat yang tinggi guna menegakan sholat lima waktu dan kajian-kajian ilmu. Setelah ramadhan itu beranjak pergi, akankah masjid-masjid itu kembali sunyi sepi,  kehilangan jamaahnya yang kembali larut asyiknya kehidupan duniawi?

    Ketika sebulan penuh umat islam dididik, dibina, dibiasakan dan dimudahkan dalam berbagai amal ibadah dan amal sholeh itu, lalu apa ukuran kebehasilan dan kemenangan ramadhan itu?  

    Siapakah yang dinyatakan menang dalam sebulan penuh puasa ramadhan itu?

    1. Terjaga dari dosa karena mendapatkan ampunan

    Mukmin yang berhasil dalam puasa adalah mereka yang meraih predikat takwa, salah satunya cirinya adalah perilakunya yang terjaga dari dosa atau wara’. Seorang mukmin akan berhati-hatinya menjaga hidupnya.  Karena ampunan dosa itu melahirkan kesungguhan untuk tidak lagi mengulangi dosa di masa lampau.

    Jangankan yang haram, yang mubah pun ia akan sangat berhati-hati. Maka mereka yang menang dalam puasa ramadhan, akan lebih berhati-hati menjaga waktunya, menjaga sholat lima waktu, menjaga badannya untuk tidak berbuat dosa serta menjaga perilakunya sehari-hari penuh kebaikan dan manfaat.

    2. Memiliki amalan surga

    Ramadhan adalah bulan tarbiyah.  Allah SWT memudahkan seorang mukmin untuk melakukan rangkaian amal ibadah dan kesholehan sebulan penuh. Maka rangkaian amal ibadah dan kesholehan itu akan membekas menjelma menjadi amalan surga yang istiqomah.

    Meraih surga adalah cita-cita tertinggi seorang mukmin.  Surga itu tidak diberikan gartis alias cuma-cuma oleh Allah SWT kepada sembarangan manusia.

    Amalan yang istiqomah itu akan jadi wasilah alias sarana Allah SWT memberikan rahmat-Nya sehingga ridlo memasukan manusia ke dalam surga.

    Setiap yang bernyawa akan merasakan mati. Dan hanya pada hari Kiamat sajalah diberikan dengan sempurna balasanmu. Barangsiapa dijauhkan dari neraka dan dimasukkan ke dalam surga, sungguh, dia memperoleh kemenangan. Kehidupan dunia hanyalah kesenangan yang memperdaya.

    (QS : Ali Imron :185)

    3. Berperilaku sholeh.

    Puasa itu melembutkan hati orang mukmin penuh kasih sayang. Mereka tidak bakhil dengan hartanya, karena itu semua disadari sebagai  titipan sehingga mudah bagi untuk berbagi dengan sesama baik dalam keadaaan sepi maupun terang-terangan.

    Puasa itu membangun kesabaran.  Seorang mukmin hatinya tidak mudah mengeluh dan lisannya juga tak mudah meratap atas kondisi yang seiring dengan harapan hatinya. Lisannya tidak mudah berkata marah, biar pun ia punya alasan untuk berbuat marah.

    Kata yang meluncur dari lisannya senantiasa lembut sebagai pancaran hatinya yang lembut.

    Puasa itu melahirkan kerendahan hati tanpa harus merendahkan diri. Seorang mukmin akan mudah memaafkan kesalahan saudaranya yang lain sebab ia menyadari dengan memaafkan itu jalan keridloan Allah SWT.

    Dan bersegeralah kamu mencari ampunan dari Tuhanmu dan mendapatkan surga yang luasnya seluas langit dan bumi yang disediakan bagi orang-orang yang bertakwa,

    (yaitu) orang yang berinfak, baik di waktu lapang maupun sempit, dan orang-orang yang menahan amarahnya dan memaafkan (kesalahan) orang lain. Dan Allah mencintai orang yang berbuat kebaikan

    (QS : Ali Imron :133-134)

    Hanya Allah yang mengetahui kebenaran yang sebenarnya.

    Penulis Joko Priyono Klaten.

    Komentar

    Tampilkan

    Terkini