KLATEN – Usianya sudah lanjut yakni 76 tahun. Tapi suaranya masih lantang membakar semangat.
Nasehatnya begitu dalam masuk ke relung sanubari bagi yang mendengar. Satu lagi amal sedekahnya terus mengalir tak terhitung sehingga pantas sebagai teladan Wanita masa kini.
Dia adalah Hj Siti Komariah. Tokoh wanita penggerak islam yang lebih separuh hidupnya diwakafkan untuk kemajuan organisasi Aisyiah Klaten.
Tidak hanya itu, beliau juga patut menjadi istri Sholehah. Tak pernah ia membantah perintah sang suami Sardjiman, seorang guru yang menikahinya biar pun usianya belum genap 17 tahun kala itu.
Sebagai wanita Jawa, Komariyah berbahasa Jawa Krama dengan suami. Hal itu pun menurun kepada lima anaknya. Anak - anak pasangan Komariyah - Sardjiman saling berbahasa Krama.
Pengorbanannya untuk pergerakan Muhammadiyah tak diragukan lagi. RSIA Klaten, Universitas Muhammadiyah Klaten, makam muslim, sekolah TK sampai SD, panti lansia dan anak yatim jadi bukti prakarsanya. Bukan saja waktu, tenaga bahkan harta diwakafkan untuk pergerakan.
Suaranya selalu lantang membangun semangat bagi wanita sukses masa kini. "Kita tidak saja menjadi pendamping suami. Bisakah kita menjadi Siti Khotijah bagi suami kita" suaranya yang sering nyaring terdengar.
Kisah perjalanan cinta dan perjuangan Siti Komariah kini bisa dibaca dalam buku "Komariyah Berhati Siti Khotijah" . Buku itu ditulis Merawati Sumantri wartawan Suara Merdeka, Joko Priyono Founder MMC media dan Edi Kaswanto seorang tokoh masyarakat di Klaten.
Buku ini layak dibaca. Ada kisah cinta anak desa yang cerdas, cerita pengorbanan yang tulus, keajaiban demi keajaiban hidup sampai tata nilai hidup seorang ibu Sholihah yang sulit ditemukan di masa kini.
Selamat menemukan perspektif hidup yang inspiratif dari wanita yang berhati Khotijah.
Penulis Joko Priyono Klaten
Editor Joko Priyono Klaten
