MMC- Gajah mati meninggalkan gading, orang mati meninggalkan nama. Peribahasa ini pas untuk menelisik rekam jejak leluhur Bupati Klaten, Saebani yang pernah memimpin bumi bersinar.
Orang zaman kini mungkin tinggal sedikit yang pernah mengalami masa kepemimpinan Bupati Klaten Saebani di era 1970-an. Tapi kiprah perjuangan itu bisa dilihat dari langgar tua di halaman belakang gedung kantor Pemerintahan Kecamatan Wonosari.
Sebuah langgar berukur kecil 5x5 m masih berdiri kokoh. Sebuah prasasti menjadi saksi bisu yang masih bisa dikenali.
Sebuah goresan tangan yang dipahatkan bertuliskan Bupati Klaten tahun 1974 saat itu, H. Saebani.
Pembangunan langgar Kecamatan Wonosari di mulai 9 April 1973 dan selesai dibangun 10 November 1973. Pembangunan langgar yang menelan dana Rp 1.150.000 itu diresmikan langsung Bupati Klaten Saebani pada 17 Agustus 1974.
Menurut Jaka Riyanto PNS Kecamatan Wonosari saat ditemui MMC media (Kamis 3/8/23) mengatakan langgar masih aktif digunakan. Bahkan menurutnya kualitas bangunan masih sangat baik.
"Langgar masih aktif digunakan untuk sholat. Bahkan ada pintu jalan pintas yang bisa diakses warga sekitar untuk bisa masuk ke lingkungan kecamatan dan sholat di langgar. Kebetulan diseberang kecamatan ada sarana lapangan tenis. Jadi warga bisa ikut sholat di langgar kecamatan " kata Jaka Riyanto.
Kini biar pun berukuran kecil, langgar Kecamatan Wonosari tetap makmur.
Prasasti Saebani menjadi saksi kebaikan itu masih terasa kemanfaatannya. Biar pun sang empu pemilik kuasa itu barangkali kini sudah tiada.
Penulis Joko Priyono Klaten
Editor Joko Priyono Klaten