• Jelajahi

    Copyright © MARI MENYERU
    Best Viral Premium Blogger Templates

    Iklan

    pasang

    Subscribe YouTube

    Lima Derajat Takwa

    JEPRI JOKO PRIYONO KLATEN
    Minggu, 03 September 2023, September 03, 2023 WIB Last Updated 2023-09-04T12:35:49Z

     



    Surga itu berkelas-kelas tingkatannya. Semuanya disesuaikan dengan nilai amal dan derajat ketakwaan seorang hamba.

    Semakin tinggi nilai amal dan derajat ketakwaan seorang hamba, makin tinggi pula surga yang kelak dihuninya di akherat.

    Berbeda dengan kehidupan dunia.  Manusia sering dihargai dan dinilai dengan yang kasat mata.  Entah itu kekayaan, pangkat dan jabatan, ilmu dan pekerjaan atau pun ketampanan dan kecantikan seseorang.

    Padahal yang namanya keindahan fisik, kekayaan, pangkat, jabatan dan pekerjaan itu tak ubahnya rezeki.  Manusia bisa minta kenikmatan itu, tapi tak berkuasa memastikan.

    Namun Allah SWT mengukur ketakwaan itu tidak yang bersifat jasadiyah. Seakan menunjukan sifat adilnya, Allah SWT mengukur nilai dan derajat manusia itu dari ketakwaannya.

    Cantik dan tampan manusia tidak bisa memilih nikmat itu.  Termasuk pangkat dan kekayaan yang tinggi, itu semua hak Allah SWT biar pun manusia bisa berdoa dan meminta.

    Yang kaya atau pun miskin, tampan tidak tampan atau cantik tidak cantik, atau pun yang pangkat dan yang jelata semua berhak meraih derajat takwa itu.

    Takwa adalah berhati-hati.

    Umar Bin Khotob RA mengibaratkan orang bertakwa itu seperti berjalan di malam gelap gulita di atas jalanan licin nan berduri.

    Maka orang bertakwa itu akan senantiasa berhati – hati melangkah agar tidak tergelincir dari keindahan godaan dunia.  Ia juga akan bersungguh-sungguh menjaga amal ibadah dan tidak berbuat dosa, agar hidupnya kelak tidak berujung siksa yang perih.

    Allah SWT menegaskan dalam Q.S : Al Hujurat ayat 13 :

    Wahai manusia! Sungguh, Kami telah menciptakan kamu dari seorang laki-laki dan seorang perempuan, kemudian Kami jadikan kamu berbangsa-bangsa dan bersuku-suku agar kamu saling mengenal. Sesungguhnya yang paling mulia di antara kamu di sisi Allah ialah orang yang paling bertakwa. Sungguh, Allah Maha Mengetahui, Mahateliti.

    Lalu bagaimana dengan tingkatan takwa itu?  Ada lima tingkatan takwa seorang hamba Allah SWT.

    1.         Muslim

    Orang disebut muslim jika ia beragama islam. Untuk menjadi orang islam, maka seseorang diwajibkan bersyahadat dulu. Yakni persaksian tiada tuhan yang pantas disembah kecuali Allah SWT, dan tiada rosul utusan kecuali Muhammad SAW.

    Orang muslim itu banyak . mereka yang berduyun - duyun saat sholat Jumat, Idhul Fitri atau Idhul Adha. Tapi kualitas keimanannya belum teruji.

    2.         Mukmin

    Mukmin adalah sebutan untuk orang beriman. Ia tidak saja beragama islam, tapi juga kaya dengan amal ibadah. Mengutip QS Al Mukminun ayat 1 – 11, maka orang mukmin itu khusyuk jika mengerjakan sholat, meninggalkan urusan yang tiada guna, membayar zakat, menjaga kehormatan diri serta menjaga sifat amanah dan adil.

    3.         Muhsin

    Muhsin adalah orang yang memiliki akhlak mulia.  Keyakinan dan amalnya mampu membentuk setiap sikap, ucapan dan perbuatannya senantiasa karimah. Ia selalu memberi manfaat bagi sesama.  Lisannya lembut tidak mudah menyakiti orang lain sehingga ia disukai banyak orang.

    4.         Maksum

    Maksum adalah orang terjaga dari dosa.  Ia tidak mudah berbuat dosa, biar pun sekedar dosa kecil. Lisannya mudah mengucap kata istigfar dan maaf, karena takut dosa itu kelak akan menceburkannya ke neraka.

    5.         Muslih

    Muslih adalah derajat tertinggi orang bertakwa.  Ia tidak saja kaya dengan amal ibadah, berakhlak mulia dan terjaga dari dosa, akan tetapi ia rela berkorban demi orang lain dan berjuang untuk Allah SWT, agama dan umat.

    Ia mampu berdiri menjadi sosok teladan. Tidak hanya itu, orang yang muslih itu ia berani memilih dakwah sebagai bagian hidupnya.

     

    Penulis Joko Priyono Klaten

    Editor Joko Priyono Klaten.

     

    Komentar

    Tampilkan

    Terkini