• Jelajahi

    Copyright © MARI MENYERU
    Best Viral Premium Blogger Templates

    Iklan

    pasang

    Subscribe YouTube

    Selamat dari Neraka Bermodal Enam Perkara

    JEPRI JOKO PRIYONO KLATEN
    Kamis, 14 September 2023, September 14, 2023 WIB Last Updated 2023-09-15T01:31:54Z

     


    Hidayah menjadi harta paling mahal bagi orang beriman. Sebab hidayah itu adalah kebenaran yang hakekatnya akan menuntun dan mengantarkan seseorang ke jalan keselamatan dan kebahagiaan yang hakiki.

    Hidayah itu juga bisa dimaknai sebagai ilmu. Ia harta yang tidak tampak, berbeda dengan gelimang kemewahan dunia.  Dengan pengamalan ilmu itu menjadikan manusia lebih mulia karena dibimbing kebenaran.

    Perilaku yang dibimbing kebenaran akan mengarah  kepada kebaikan. Dan kebaikan itu akan  mengantarkan manusia ke surga.  Sebaliknya sahwat yang tak terjaga akan mengajak kepada kejahatan,  Dan Kejahatan itu akan menggiring manusia kepada siksa di neraka. 

    Maka selamat dari siksa neraka dan meraih surga Allah SWT adalah cita – cita seorang mukmin. Ia  akan bersungguh-sungguh menjaga hidupnya untuk tidak jatuh dalam perilaku dosa yang diimbangi ikhtiar bersungguh-sungguh menjaga amal ibadah.

    Keindahan dan manisnya dunia tak membuat hatinya berpaling dari Allah SWT. Sahwat terhadap harta  tahta dan wanita,  tidak membuat goyah imannya. Karena ia sadar, hidup di dunia adalah sekedar menjalani amal dan tidak ada pembalasan. Sementara kehidupan di akherat yang ada adalah pembalasan tidak ada lagi amal.

    Di akherat itu yang ada hanyalah surga dan neraka. Dua tempat yang sengaja Allah SWT sipakan  sebagai balasan yang sempurna atas amal dan perbuatan manusia.

    Ali Bin Abi Tholib RA berkata ada enam perkara, jika ada dalam diri seseorang maka dia akan selamat dari siksa api neraka dan dan mendapatkan nikmat surga.

    Pertama, dia mengenal Allah SWT lalu taat,

    Mengenal Allah SWT itu adalah memahami makna tauhid secara utuh.  Seorang mukmin tidak saja mengakui secara sadar sifat dan kekuasaan Allah SWT, tapi juga dibarengi dengan ibadah yang ikhlash dan rasa tawakal (berserah diri) yang kuat.

    Kedua, dia mengenal kebenaran lalu mengikutinya,

    Mengenal kebenaran itu dilakukan seorang muslim dengan sabar membersamai orang-orang alim yang lurus. Telinganya dipaksanya mendengarkan kebenaran, lalu diikutinya dengan ketaatan.

    Ketiga, dia mengenal surga lalu mengejarnya,

    Surga itu bukan bonus yang gratis dari langit. Niat kuat meraihnya, menjadi kekuatan untuk menjaga amal ibadah dan amal sholehnya.  Ia tidak melambung dengan pujian amal, juga tidak patah arang dengan cacian.

    Keempat, dia mengenal neraka lalu menjauhinya,

    Dunia yang dilalui itu fana dan akherat adalah negeri masa depan itu lebih baik dan kekal. Alangkah celakanya di alam yang abadi itu kelak manusia hina dan sengsara dengan siksa.  Maka ia akan bersungguh-sungguh menjaga hidupnya agar tidak jatuh dalam dosa, biar pun sekedar dosa menjatuhkan upil di hidungnya, ketika mengengarkan suara kotbah.

    Kelima, dia mengenal dunia, lalu zuhud,

    Dunia dihadirkan penuh keindahan yang menggoda sahwat. Tapi godaan dunia bagi orang beriman itu tak melupakan untuk mengingat Allah SWT.  Maka ia memilih hidup itu bersahaja biar pun dia sesungguhnya kaya.

    Keenam, dia mengenal setan, lalu menjauhinya.

    Setan itu dakwahnya menggoda manusia untuk berpaling dari kebenaran. Maka orang beriman selalu berlindung kepada Allah SWT dari bisikan-bisikan setan yang halus seperti riya (pamer), sum’ah (bangga dengan amal) atau huzbusy sukrah (agar dikenal sebagai orang sholeh).

     

    Penulis Joko Priyono Klaten

    Editor Joko Priyono Klaten.

     

    Komentar

    Tampilkan

    Terkini