MMC KLATEN - Hj Rusminah usianya sudah 71 tahun. Sakit yang menimpanya hampir setahun lalu memaksanya harus duduk di atas kursi roda.
Tapi perempuan asal Desa Gatak, Delanggu, Klaten ini tak surut semangatnya untuk tetap berdakwah.
Kursi roda yang setia mengantarnya berjalan menjadi saksi perjuangannya untuk mengajak sesama dalam kebaikan dan ibadah terutama karyawan dan pasien di RSU Aisyiyah Delanggu Klaten termasuk masyarakat sekitar.
Jiwa dakwah Rusminah tertanam sejak muda ketika masih menjadi Pengurus Daerah Nadliyatul Aisyiyah sejak 1970-an bersama Siti Komariah, ketuanya saat itu.
Namun ia terpaksa meninggalkan tanah air mengikuti suaminya Sarono yang bertugas di kedutaan Pakistan di Islamabad di tahun 1982.
Di negerinya Benasir Butho itu, ia di sana mengajar agama Islam dan aljabar. Bahkan ketiga anaknya lahir di Islamabad.
Sosok Siti Komariah diakuinya menjadi orang yang berpengaruh menanamkan nilai-nilai dakwah dalam dirinya.
"Bu Kom itu sangat tegas dalam menjaga tauhid termasuk untuk para pengurus NA. Termasuk dalam niat berdakwah. Kami itu istilah anggota PGA, yaitu pegawai gaji akherat. Ketulusan dan keikhlasan dalam berdakwah itu modal menjadi pengurus Aisyiyah. Karena lillah maka tidak lelah dalam berdakwah" kenang Rusminah.
Terkait kedekatannya dengan Siti Komariyah, Rusminah yang kini masih dipercaya sebagai petugas Bina Rohani RSU Aisyiyah Delanggu Klaten mengaku sangat dekat dengan tokoh pejuang Aisyiyah Klaten itu.
Hal itu dibuktikan saat dirinya menikah dengan Sarono , suaminya, atas permintaan orang tuanya.
"Saya menikah tahun 1982 atas perjodohan orang tua. Istilahnya mobat mabito kaya angin, iburo kaya manuk branjangan yen wis takdir ya tetep jodo. Arti kemana pun kalau sudah jodoh dan dapat restu orang tua maka tetap saja jodoh. Jadi saya patuh dengan perintah bapak waktu itu agar saya menikah dengan pria pilihan orang tua. Alhamdulillah perkawinan kami langgeng sampai tua. Dan paling berkesan saat saya menikah, Bu Kom-lah yang merias. Tentunya dalam merias itu beliau tak lupa selalu menyampaikan pesan -pesan dakwah. Bagaimana menjadi istri Sholihah, menjaga kepatuhan kepada suami. Istilah biar pun harus masuk liang semut, karena patuh dengan suami ya harus ikut. Maka setelah menikah saya ikut suami terbang ke Islamabad Pakistan tugas di luar negeri " ungkapnya saat ditemui MMC media di rumah nya pakan lalu.
Kini di usia senjanya, Rusminah masih aktif berdakwah. Dipercaya sebagai petugas Bina Ruhani di RSU Aisyiyah Delanggu Klaten, Rusminah mengawal penjenjangan karier pegawai di rumah sakit itu.
Dengan keterbatasannya, ia masih berjuang menjaga semangat kader - kader Aisyiyah muda di Kecamatan Delanggu dan Wonosari Klaten.
Biar pun sudah lanjut usia dan di atas kursi roda yang membatasinya bergerak, Rusminah tidak mengaku lelah berdakwah. Karena ia yakin sebagai pegawai gaji akhirat, tak lelah jika diniatkan lillah.
Penulis Joko Priyono Klaten
Editor Joko Priyono Klaten.