• Jelajahi

    Copyright © MARI MENYERU
    Best Viral Premium Blogger Templates

    Iklan

    pasang

    Subscribe YouTube

    Uwur Merk Matoek H. Daroji Klaten, Menjaga Tradisi Rokok Tengwe Warisan Leluhur Sejak 1940

    JEPRI JOKO PRIYONO KLATEN
    Kamis, 26 Oktober 2023, Oktober 26, 2023 WIB Last Updated 2023-10-26T08:27:18Z

     


    MMC KLATEN - Generasi sekarang mungkin tak pernah mengalami tradisi rokok tengwe alias nglinting dewe. Sebuah kebiasaan orang desa dulu menghisap rokok dengan meracik sendiri.

    Caranya ada dengan mengambil selembar kertas kecil, ditaruh tembakau, ditaburi cengkeh dan uwur lalu digulung baru disulut dengan api buat merokok sambil istirahat di bawah pohon memandangi batang-batang padi yang menguning.

    Di era sebelum 1980-an merokok model tengwe lazim terlihat.  Tapi kini cara merokok seperti itu mulai punah tergantikan rokok modern.

    Kini merokok tengwe mulai banyak ditinggalkan Selain ribet, ternyata pengusaha yang memproduksi kertas sigaret, cengkeh dan uwur alias serbuh penambah nikmat merokok tengwe itu kini sudah mulai sulit ditemukan.

    Tapi di Klaten ternyata masih ada yang memproduksi uwur.

    Nama pengusaha itu adalah Edi Kisyanto atau akrab disapa Edi Uwur. Tinggalnya di Kajen RT 15/06 Bonyokan, Jatinom, Klaten. Konon informasinya usaha produksi uwur milik Edi Kisyanto sebagai usaha keluarga turun temurun.

    "Usaha produksi uwur ini sudah ada sejak 1942 yang dirintis Eyang H. Ghozali. Kami ini generasi keempat. Setelah Eyang Ghojali dilanjutkan bapak, H.Daromi, lalu kangmas Narji" kata Edi saat ditemui di rumahnya (26/10).

    Uwur sendiri itu bahan tengwe selain cengkeh, sigaret dan tembakau. Uwur itu sendiri dibuat dari ampas onggok, ditambah batang cengkeh, kemenyan dan akar klembah sejenis gingseng lalu dijadikan satu dan ditumbuh halus, baru dikemas.

    “Cengkeh sendiri sudah mahal termasuk akar klembak seperti gingseng.  Kami mempunyai 9 tenaga kerja dari tetangga sekitar. Kami memberi merk uwur Matoek H. Daroji.  H. Daroji itu nama ayah kami. Untuk pangsa pasarnya adalah daerah pegunungan seperti Sunggingan, Selo, Kabupaten Boyolali dan Gunung Kidul” kata Edi.

    Pangsa pasar uwur merk Matoek H. Daroji kini makin sepi di tengah persaingan rokok modern.  Namun uwur merk Matoek H. Daroji masih menjadi legenda. Minimal menjaga tradisi tengwe, merokok model nglinting dewe para petani desa sambil ngobrol di tepi sawah mensyukuri nikmat alam dan hasil bumi yang diberikan Tuhan.

     

    Penulis Joko Priyono Klaten

    Editor Joko Priyono Klaten

     

    Komentar

    Tampilkan

    Terkini