MMC
KLATEN – Joko Priyono Sub Kordinator Layanan Informasi dan Statistik Dinas
Komunikasi dan Informatika Klaten mengatakan kalau jejak digital di media
sosial tidak akan hilang.
Di acara
Workshop Penanggulangan Dampak Teknologi Digital Pada Remaja di Sekolah
Menengah Kesehatan Rahani Husada Jogonalan Klaten (Senin, 13/11), ia
mengingatkan jika jejak digital itu bisa menjadi alat bukti hukum.
“Saat
teknonogi dalam genggaman, maka prinsip hati-hati tidak boleh ditinggalkan.
Hati-hati itu sifat yang melekat pada orang bertakwa. Maka berhati-hatilah menggunakan
jari jempol, sebab jejak digital di media sosial itu tidak hilang, bahkan bisa
menjadi salah satu alat bukti jika ada pelanggaran hukum” jelas Joko Priyono
yang diminta SMK Rahani Husada mengisi ceramah.
Di hadapan
140 siswa calon asisten keperawatan di SMK Kesehatan Rahani Husada Jogonalan
itu Joko Priyono menekankan pentingnya membangun konsep diri yang kuat. Hal itu dia katakana untuk menangkal dampak
buruk bermedia sosial.
“Seperti
semut zaman Nabi Ibrahim. Buatlah jejak digital yang baik ketika bermedia
sosial. Maka internalisasi tata nilai yang baik itu perlu dibangun sedari dini
misalnya bangun tidur sebelum subuh jika ingin menjadi orang sukses. Nilai –
nilai kebaikan itu dibangun dalam diri kita. Menyingkir batu di jalan, memungut
sampah, patuh pada orang tua dan guru, berkata yang baik dan sebagainya adalah
nilai-nilai yang baik. Kesuksesan itu
dekat dengan orang baik sebab sekolah itu merintis menjemput kebaikan dan
kesuksesan” ungkapnya.
Adi
Nur Wicaksono Kepala Sekolah Kesehatan Rahani Husada Jogonalan mengatakan
kegiatan workshop dampak media sosial menjadi bagian pelatihan untuk
peningkatan kapasitas siswa. Apalagi ia katakan
dampak media sosial banyak mengundang keprihatinan.
“Kami
kuatir penggunaan media sosial terutama untuk siswa. Tema dampak media sosial
dan bullying (Perundungan) menjadi tema workshop kami. Ada 140 siswa dari 7
kelas kami kumpulkan agar mendapat pencerahan terkait dampak media sosial”
pungkasnya.
SMK Kesehatan
Rahani Husada Jogonalan Klaten menjadi sekolah kejuruan dengan kompetensi
asisten keperawatan dan layanan kesehatan. Lulusan yang masuk pasar kerja di
klinik-klinik kesehatan sambil kuliah melanjutkan jenjang pendidikan keperawatan.
Selain
kuliah ada juga yang kerja di Jepang sebagai petugas layanan kesehatan setelah
mendapatkan Pendidikan bahasa Jepang dari Lembaga Pelatihan Kerja yang ditunjuk
dari sekolah.
Penulis Joko Priyono Klaten
Editor Joko Priyono Klaten