MMC MEDIA - Jadi pengusaha muda bidang kuliner adalah
takdir yang harus dilakoni sosok pemuda satu ini. Status sebagai lulusan dari
perguruan tinggi terbaik, Sekolah Tinggi
Telekomunikasi (STT Telkom) Bandung pun dengan kompetensi sebagai ahli
programmer pun akhirnya ditinggalkan.
Ia memilih nekad membuka usaha kuliner. Siapa sangka,
urusan masak memasak jadi jalan rezeki. Merintis usaha kuliner menu iga sapi
sejak 2021, membuat pengusaha muda Agung Hardono sukses membangun bisnis.
Resto Mbah Lincah yang berlokasi di Kurung, Ceper,
Klaten tak pernah sepi pelanggan. Menu iga sapi jadi menu paling favorit.
Makanan kekinian seperti steak, soto, kare, tengkleng
sampai Kuliner pecel wader jadi favorit para pelanggan.
Tak hanya itu. Resto Mbah Lincah yang dikonsep alam
terbuka cukup ramah anak. Fasilitas keluarga seperti ayunan, autopet dengan
mainan yang asyik dan gratis bagi pengunjung.
Bagi yang suka karaoke, pengunjung yang ingin uji olah
suara juga tersedia di Resto Mbah Lincah.
“Saya lulus STT Telkom Bandung tahun 2008. Menjadi
programmer di perusahaan swasta pernah saya lakoni. Termasuk mengembangkan usaha percetakan
keluarga. Namun karena pandemi covid,
usaha percetakan terpaksa gulung tikar” kisah Agung Hardono saat ditemui MMC
Media di restonya.
Masa sulit usaha akibat pandemic covid tak membuat
pemuda 39 tahun ini putus asa. Beruntung ia menikah dengan wanita pujaan hati yang
jago memasak.
Cinta Agung Hardono dengan istri berlabuh di dapur
memasak. Niatnya sudah bulat. Ditambah rasa nekad, ia menggunakan sawah milik
keluarga seluar lebih dari 6.000 m2 di pinggir Jalan Karangwuni – Pedan disulap
jadi warung makan kekinian.
“Modal awal membuka Resto Mbah Lincah sekitar 500
juta. Karena awalnya sawah sehingga meratakan tanah dulu. Sementara baru separuh
dari luas lahan yang dipakai. Resto Mbah Lincah saat ini memperkerjakan 15
orang dari tetangga. Segmen pelangan
Mbah Lincah kebanyakan para keluarga.
Sabtu atau minggu biasanya hari-hari ramai pengunjung” jelas Agung.
Terkait branding nama Mbah Lincah, Agung Hardono yang
asli warga Pedan itu mengatakan terinpirasi sang ayah. Dukungan keluarga
terutama orang tua diakuinya menjadi kunci keberhasilannya.
“Dulu awalnya mau kami kasih nama lesehan cumi tengah
sawah. Tapi melihat dukungan ayah yang
begitu semangat, ramah dan gesit saat bekerja menjadi inspirasi. Lalu kami memilih nama Mbah Lincah. Ayah meninggal di usia 78 tahun. Mengingat
kelincahan ayah saat mendampingi keluarga, lalu resto ini kami namakan Mbah Lincah” cerita Agung.
Kini setelah lebih 2 tahun membangun usaha kuliner,
Agung Hardono mulai memetik hasilnya. Pesan ayah yang kemudian sering disapa
simbah itu selalu berwejang “Golek ana jeneng.
Mengka bakal oleh jenang”.
Artinya mencari nama atau dikenal baik dulu oleh
masyarakat, maka rezeki itu akan datang.
Resto makan Mbah Lincah yang beralamat di Desa Kurung, Kecamatan Ceper,
Klaten.
Persisnya di seberang Jalan Karangwuni - Pedan atau sekitar 5 km dari
Jalan Yogya - Solo arah ke timur.
Penasaran mencicipi menu keluarga lezat, nkmat tapi masih ringan di
kantong, datang saja ke rumah makan Mbah Lincah beralamat di Kurung Ceper
Klaten yang buka jam 08.00 sampai 21.00 WIB.(ADV)
Penulis Joko Priyono Klaten
Editor Joko Priyono Klaten