MMC Media – Umat islam Klaten harus kehilangan tokoh
sekaligus ulama besar KH Mustari. Beliau
meninggal dunia Jumat (12/01) pukul 17.30 WIB di Rumah Sakit Umum Islam Klaten.
Almarhum wafat di usia 66 tahun.
Biar pun sudah tiada, namun suara indah dan merdu
KH Mustari saat memimpin sebagai imam sholat menjadi kenangan yang tak pernah
mudah dilupakan warga Klaten.
Ulama yang punya nama lengkap Drs H Mustari M.Pd.I
( Al Hafidz) Bin Imam Mardani dibesarkan di lingkungan pondok pesantren. Tak heran almarhum selain di hafal al quran,
bacaan almarhum saat memimpin jadi imam sholat diakui sangat indah dan merdu
sehingga berkesan bagi banyak jamaah.
Dimas Jati (38), warga Troso, Karanganom yang
pernah menjadi murid atau santrinya mengakui keindahan bacaan al quran KH
Mustari. Tidak hanya itu, almarhum juga dikenal
aktif mengembangkan pondok pesantren yang sekarang banyak santrinya.
“Awal menikah dulu saya masih kos. Saya diminta
menempati salah satu rumah yang sekarang beliau beli untuk pengembang pondok
pesantren. Di sela-sela waktu kerja,
saya nyantri dengan KH Mustari ” jelas Dimas saat ditemui MMC Media di Masjid
Asy-Syifa menyolatkan jenazah KH Mustari.
Ditanya terkait kesan dari KH Mustari semasa hidup,
Dimas mengaku selalu teringat bacaan indah almarhumn saat memimpin sebagai imam
sholat.
“Beliau itu hafidz (hafal al quran). Yang bikin terharu adalah suara indah dan
merdu KH Mustari saat membaca al quran ketika memimpin sebagai iman
sholat. Suara beliau indah dan merdu”
kenangnya.
KH Mustari telah meninggal dunia Jumat (12/01)
pukul 17.30 WIB di RSU Islam Klaten setelah menjalani perawatan akibat sakit.
Jenazah dimakamkan Sabtu (13/01) di pemakaman
keluarga di Kuncen, Makamhaji, Sukoharjo dan diberangkatkan dari rumah duka di
Pondok Pesantren Darul Amal Gergunung Klaten Utara, Klaten pukul 13.00 WIB.
Selain pernah menjabat sebagai Kepala Kantor Kementerian
agama Klaten di tahun 2016, KH Mustari tercatat sebagai Ketua Takmir Masjid Al
Aqsa Klaten dan pemimpin Pondok Pesanten Darul Amal dan sekolah Nurul Akbar yang
telah meluluskan ribuan santri.
Almarhum meninggalkan seorang istri Hj Bidayatur Rochmah dan seorang putri Ayu Hanifah Mubida.
Penulis Joko Priyono Klaten.
Editor Joko Priyono Klaten.