MMC Media – Nasib pilu harus dihadapi Susilo. Pria 46 tahun warga Krakitan, Bayat, Klaten
harus bersabar menghadapi ujian pahit. Keterbatasan ekonomi, sakit stroke yang
diderita dan gangguan jiwa yang dialami seolah melengkapi kisah kehidupannya.
Beruntung, ia dipertemukan dengan Titik Budi Rahayu (42) alias Titik
Tiwuk, social worker asal Jongkare, Karanganom, Klaten.
Susilo yang malang itu oleh Titik Tiwuk diambil dan
dirawat di rumahnya di Jongkare untuk dilakukan pengobatan dan perawatan yang
layak hingga perkembangannya dari hari ke hari semakin membaik.
“Dulu Mas Susilo ini saya ambil bersama relawan
dalam kondisi setengah lumpuh badannya dan tidak bisa bicara. Ibunya sudah
renta. Kakaknya yang selama ini merawat
Susilo itu kini menderita sakit jantung” kisah Titik Tiwuk saat berbicara
kepada MMC Media pekan lalu.
Kisah Titik Tiwuk menemukan Susilo yang stroke dan
menderita gangguan jiwa itu ketika ia dihubungi relawan ambulan.
“Waktu itu saya sedang mengantar pasien kanker yang
berobat di rumah sakit. Lalu saya
dihubungi relawan apakah bisa merawat pasien Susilo. Waktu itu saya ragu, sebab pasien yang akan
dirawat adalah laki-laki. Biasanya
pasien yang saya bantu itu perempuan. Lalu saya minta izin suami untuk merawat
pasien Susilo. Alhamdulillah suami mengizinkan” terangnya.
Cerita Susilo sendiri tak kalah mengundang
sedih. Tiwuk mengatakan kabarnya dulu
Susilo itu kehidupannya normal.
“Kabarnya Mas Susilo itu dulu pernah hidup normal
dan bekerja di sebuah perusahaan di Klaten. Kehidupan ekonominya juga terbatas.
Ia sekarang tidak punya anak dan istri. Karena ODGJ ya perilakunya semaunya
sendiri. Misalnya buang air kecil dan
besar di kasur serta tidak mau pakai pampers.
Jadi merawatnya melebihi merawat bayi.
Tapi suami selalu mendukung dan menyakinkan saya kalau Mas Susilo ini
orang baik. Tuhan mengirimkannya kepada kami sekeluarga untuk merawatnya”
pungkas Tiwuk.
Kesabaran Tiwuk merawat penyintas kanker seperti
tak pernah habis. Kini di rumahnya
sendiri, ia bersama suami dan anak-anaknya harus merawat Susilo, seorang ODGJ
yang menderita stroke.
Tiwuk selalu berujar “Keihlasan itu tiada batas
sepanjang mengharap ridlo Tuhan”. Itu yang diyakini sebagai kekuatannya.
Penulis Joko Priyono Klaten.
Editor Joko Priyono Klaten.