• Jelajahi

    Copyright © MARI MENYERU
    Best Viral Premium Blogger Templates

    Iklan

    pasang

    Subscribe YouTube

    Titik Tiwuk Klaten, Ikhlas Merawat Pasien ODGJ Terkena Stroke di Rumah Sendiri, Berikut Kisahnya

    JEPRI JOKO PRIYONO KLATEN
    Kamis, 11 Januari 2024, Januari 11, 2024 WIB Last Updated 2024-01-12T01:03:02Z

     


    MMC Media – Kesabaran dan keikhlasan Titik Budi Rahayu alias Titik Tiwuk, seorang pekerja sosial (social worker) seperti terus diuji. Tidak saja rutin  merawat para penyintas kanker di Klaten, kini ia dipertemukan dan harus merawat pasien ODGJ atau orang dengan gangguan jiwa yang tengah menderita stroke.

    Karena factor keterbatasan ekonomi, pasien ODGJ yang terkena stroke bernama Susilo, usia 44 tahun itu terpaksa di rawat di rumahnya sendiri di Dukuh Jongkare, Desa Jingkare, Karanganom, Klaten.

    Sejak ditemukan, Titik Tiwuk dibantu suami dan anaknya telah merawat pasien ODGJ itu selama lebih dari dua bulan.

    “Saya waktu itu dihubungi relawan ambulan yang mengatakan ada pasien ODGJ dan terkena stroke. Waktu itu pasien Susilo menjalani operasi kepala akibat serangan stroke. Tapi karena di rumahnya di Desa Krakitan, Bayat tidak ada yang merawat, maka seizin suami, saya bawa pasien Susilo ke rumah Jongkare” terang Tiwuk saat diwawancara (Kamis, 11/01).

    Tiwuk, lulusan Sejarah Fakultas Sastra UNS Solo itu mengisahkan kondisi pasien Susilo waktu ditemukan  sangat lemah.  Ibu dan kakaknya yang sakit jantung dan tidak bisa merawat, menjadi alasan Titik Tiwuk membawa Susilo untuk di rawat di rumahnya.

    “Kondisi separuh badan pasien itu lumpuh dan tak bisa bicara. Merawatnya itu lebih dari merawat bayi.  Jadi setiap hari saya dan suami itu menyuapi, memandikan, memasang pampers sampai mengajarkan kembali untuk sholat sedikit demi sedikit.  Selain pengobatan, pasien juga diterapi, dilatih bicara dan berjalan.  Alhamdulillah sekarang sudah bisa berdiri dan berkata biar pun terbata-bata ” terang Tiwuk bercerita.

    Tiwuk mengaku kadang jiwanya dalam titik batas kesabaran. Tapi suami dan anaknya selalu mengingatkan agar terus bersabar dan Ikhlas.

    “Waktu itu suami mengatakan kepada saya kalau pasien Susilo itu dikirimkan Tuhan untuk kami yang merawat. Suami menyakinkan saya kalau pasien Susilo itu orang baik sehingga Tuhan mengirimnya untuk kami yang menjaga dan merawatnya secara baik. Malah kadang anak-anak yang mengingatkan agar saya lebih bersabar. Tidak boleh marah merawat pasien Susilo ini biar pun sering mengompol, buang feses di kasur sembarangan. Intinya saya harus terus membangun kesabaran dan keikhlasan merawat sesame, karena sudah diniatkan” pungkasnya.

    Kesabaran Tiwuk merawat penyintas kanker seperti tak pernah habis.  Kini di rumahnya sendiri, ia bersama suami dan anak-anaknya harus merawat Susilo, seorang ODGJ yang menderita stroke.

    Tiwuk selalu berujar “Keihlasan itu tiada batas sepanjang mengharap ridlo Tuhan”. Itu yang diyakini sebagai kekuatannya.

    Penulis Joko Priyono Klaten

    Editor Joko Priyono Klaten.

    Komentar

    Tampilkan

    Terkini