MMC MEDIA – Keterbatasan fisik tidak selalu
membatasi orang untuk berkarya dan menghasilkan produksi yang indah. Buktinya di tangan Novida Niar, perempuan
Kemudo, Prambanan, Klaten yang menyandang disabilitas mampu menghasilkan karya
batik ciprat nan indah.
Ketika kain putih dibentang, tangannya mulai lincah mengambil bahan malam yang sudah
dicairkan dengan pewarna remasol dari tungku yang dipanaskan. Ada garis
lengkung, titik yang dilukis natural sampai bentuk kembang.
Setelah itu dua rekan lain yang juga disabilitas tak mau kalah. Dengan spon di tangan, warna
dasar disapukan di semua permukaan kain.
Perpaduan warna malam dan warna dasar di atas kain katun jenis primisima
itu bikin mata terkesima. Indah memang.
“Bahan batik ciprat sesungguhnya sederhana. Ada malam, pewarna remasol, kain katun
primisima dan bingkai pembentang dari pralon yang dihubungkan. Untuk teknis membatik ya bebas. Ada model natural atau kombinasi. Untuk mendapatkan hasil maksimal perlu dua
kali pewarnaan dasar baru dijemur” jelas Novida Niar asli warga Desa Kemudo,
Prambanan, Klaten saat ditemui MMC media di halaman Balai Desa Kemudo ( Kamis
lalu, 16/5).
Ibu satu anak ini tidak bekerja sendirian. Di bengkel
pelatihan batik ciprat di halaman desa, ia ditemani sembilan rekannya yang
lain.
“Setiap selasa, rabu dan kamis kami semua berkumpul
membuat batik ciprat. Yang terapi mental ada 2 orang dan yang disabilitas ada 8 orang.
Sehari di shelter workshop Tombo Ati ini bisa dihasilkan 10 lembar kain batik
ciprat. Di shelter ini kami juga difasilitasi
Tim Penggerak PKK Desa kemudo dan didukung kepala desa” terangnya.
Diyah Reni sekaligus Ketua TP PKK Desa Kemudo
mengatakan shelter workshop Tombo Ati awalnya dibentuk didampingi Dinas Sosial
Kabupaten Klaten. Menurutnya, usaha promosi dan pemasaran batik ciprat
dilakukan dengan menggandeng pelaku usaha dan pameran.
“Batik ciprat Kemudo itu kami branding dengan nama
Batik Ciprat Kamajaya. Kami pernah Kerjasama dengan beberapa mall dan showroom
untuk pameran. Oleh Pemerintah Desa Kemudo,
Prambanan disiapkan showroom di halaman balai desa. Selain menambah pendapatan kaum disabilitas,
pemerintah desa juga memberikan THR, kompensasi tanda kehadiran di shelter”
jelasnya.
Istri Kepala Desa Kemudo Hermawan Kristanto itu menerangkan
kalau batik ciprat itu unik. Selain
harganya terjangkau, batik ciprat tidak ada kembarannya.
“Batik Ciprat Kamajaya Desa Kemudo itu istilahnya limited
edition. Sekali dimiliki tidak ada
duanya. Palingnya hanya warna dasarnya
yang sama, tapi motifnya tetap beda. Jadi batik ini cocok untuk sarimbitan atau
keluarga. Yang berminat bisa datang di showroom kami di bali desa kemudo
Prambanan” pungkasnya.
Penulis Joko Priyono Klaten
Editor Joko Priyono Klaten.