MMC MEDIA – Sebanyak 328 jamaah haji Klaten yang
beresiko tinggi direncanakan bakal ikut murur atau melintas mengendarai bus melewati Musdalifah sehabis menjalankan ibadah wukuf di
Padang Arofah.
Hal ini dilakukan petugas haji untuk menjaga
kesehatan dan keselamatan jamaah haji terutama yang beresiko tinggi seperti
disabilitas, ada bawaan penyakit jantung, sakit deabetis atau lansia sebagai
bagian kegiatan di Arofah, Muzdalifah
dan Mina atau Armuzna.
Lalu apa itu prosesi murur?
Murur adalah kegiatan di Muzdalifah yang dilakukan
jamaah haji dengan cara melintas mengendarai bus. Jadi jamaah haji tidak turun dari bus.
Murur dilakukan oleh jamaah haji dengan resiko
tinggi seperti disabilitas, ada bawaan penyakit jantung, sakit deabetis atau
lansia yang terbatas untuk bisa melakukan rangkaian haji setelah wukuf di Padang
Arafah.
Dengan prosesi murur, jamaah haji dengan resiko
tinggi tidak melakukan mabit atau bermalam di Muzdalifah seperti jamaah lain
pada umumnya.
Murur sebagai ruqshoh atau keringanan yang
diberikan karena keterbatasan atau kondisi tertentu bagi jamaah haji dalam
menjalankan rangkaian ibadah haji.
Pemerintah Arab Saudi mengambil kebijakan prosesi murur bagi jamaah yang
beresiko tinggi untuk mengurangi kepadatan dan menghindari hal yang tidak
diinginkan terutama jamaah haji lansia atau sakit.
Menurut informasi yang diterima MMC Media sebanyak
326 jamaah haji Klaten bakal mengikuti prosesi murur di Muzdalifah. Dari kloter 94 ada 124 yang ikut murur. Lalu kloter 95 ada 80 orang, kloter 96 ada 90
orang dan kloter 97 ada 34 orang. Kloter 94 paling banyak yang ikut
dimururkan. Sedang 2 orang dari kloter
95 itu ada jamaah dari Kabupaten Karanganyar.
Rilis P3H Klaten.
Penulis Joko Priyono Klaten