MMC MEDIA – Lagu “Ambyar” dari mendiang Didi
Kempot berkisah hati-hati yang galau akibat putus cinta. Tapi fenomena hati ambyar tidak selalu urusan
cinta dan asmara, tidak sedikit orang sekarang hatinya ambyar akibat
ketergantungan dan kecanduan teknologi bernama hape.
Hape kini tidak saja menawarkan kemudahan mengirim
pesan atau berburu informasi dengan media sosial. Tapi kalau tidak bijak dan
berhati-hati bermedia sosial, maka orang akan malas beraktifitas dan punya
sikap anti sosial.
Parahnya lagi tidak sedikit orang menjadi rapuh
jiwanya alias ambyar hatinya ketika kepentingan pribadinya terusik.
Joko Priyono pelaku kehumasan Pemkab Klaten di
acara Gladian Pimpinan Sangga Kwartir Cabang Pramuka 2024 di Sanggar Bakti
Nasional Pramuka Klaten (Kamis malam, 25/7) menjelaskan ada fenomena orang
malas melakukan interaksi sosial dengan lingkungan gara-gara kemudahan
teknologi informasi.
“John Neisbite pakar komunikasi Amerika Serikat
sudah memprediksi dalam bukunya Megatrends.
Nanti manusia akibat ketergantungan teknologi yang menawarkan banyak
kemudahan dan fasilitas berdampak orang cenderung anti sosial, malas
bersilaturakhim dan berbicara dengan orang lain. Tapi hatinya rapuh. Istilah mendiang Didi Kempot, hatinya mudah
rapuh alias ambyar” jelasnya.
Dihadapan 42 peserta Gladian Pimpinan Sangga Kwartir
Cabang Pramuka 2024 dari utusan pramuka SMA-SMK se- Kabupaten Klaten, ASN Dinas
Komunikasi dan Informatika yang membahas tema Bermedia Sosial Dalam Berkah itu
mengingatkan meningkatnya kasus bunuh diri akhir-akhir ini.
“Angka bunuh diri di Indonesia meningkat
tajam. Data tahun 2022 ada 902 kasus
bunuh diri. Tahun 2023 meningkat menjadi 1.214 kasus bunuh diri di Indonesia
mengutip dari media on line Republika.Com.
Dan Provinsi Jawa Tengah menempati tertinggi kasus bunuh diri di
Indonesia dengan 432 kasus di susul Provinsi Jawa Timur dengan 225 kasus. Ini urusan hati ambyar. Ada orang bunuh diri karena dililit hutang pinjol
(pinjaman on line), perceraian, cekcok rumah tangga, dibully sampai urusan putus
cinta. Kasus ini menarik untuk diteliti” tambahnya.
Pria lulusan Ilmu Komunikasi Fakultas Ilmu Sosial
dan Politik Universitas Sebelas Maret Surakarta itu mengingatkan penting
menjaga kecerdasan langit. Joko Kembali menegaskan kalau kunci mengobati hati
ambyar itu adalah agama.
“Banyak orang kaya tidak bahagia. Ia berlimpah
duwit, harta dan kekuasaan tapi hatinya lapar dan susah menemukan ketenteraman
dalam hidup. Hape dan teknologi itu
fasilitas dan sarana hidup saja. Jangan
waktu – waktu terbaik kita dicuri oleh media sosial. Menjaga keseimbangan antara sholat dan
ibadah adalah pilihan terbaik agar hidup itu berkah, sehebat dan sesukses apa
pun kita hidup di dunia” pungkasnya.
Dewan Harian Kwartir Cabang Klaten mengadakan
pelatihan kader kepemimpinan melalui Gladian Pimpinan Sangga Kwartir Cabang
Pramuka 2024 bertempat di Sanggar Bakti Nasional Pramuka Klaten. Acara yang diikuti 42 peserta utusan pramuka
SMA-SMK se- Kabupaten Klaten berlangsung 25 sampai 28 Juli 2024 dengan materi
pelatihan kepemimpinan dan kemandirian.
Penulis Joko Priyono Klaten.