Maulid
Nabi yang diperingati tiap tanggal 12 Rabiul Awal menjadi momen penting bagi
umat Islam untuk mengingat kembali peran Nabi Muhammad sebagai pembawa risalah
Islam. Selain itu, perayaan ini juga digunakan sebagai sarana untuk memperdalam
kecintaan kepada Rasulullah dan mengenang keutamaan akhlak beliau. Melalui
berbagai kegiatan seperti pembacaan syair pujian (qasidah), doa bersama, kajian
dan diskusi dll. Umat Islam diingatkan untuk meneladani sifat-sifat mulia Nabi
dalam kehidupan sehari-hari.
Secara
historis, peringatan Maulid Nabi mulai berkembang beberapa abad setelah
wafatnya Nabi Muhammad, terutama pada masa Dinasti Fatimiyah di Mesir pada abad
ke-10. Tradisi ini kemudian menyebar ke berbagai wilayah dunia Islam, dengan
variasi cara perayaan di setiap tempat. Beberapa wilayah mengadakan festival
besar, dengan prosesi, pawai, dan kegiatan sosial, sementara di tempat lain
perayaannya lebih sederhana, seperti pembacaan sirah (sejarah hidup Nabi) dan
doa bersama.
Maulid
Nabi juga menjadi momen untuk mempererat tali silaturahmi di antara sesama
Muslim. Perayaan ini sering kali diiringi dengan kegiatan amal, seperti
memberikan bantuan kepada mereka yang membutuhkan, sedekah, atau berbagi
makanan. Selain itu, Maulid Nabi juga menjadi sarana pendidikan bagi generasi
muda untuk mengenal lebih dalam tentang sejarah Islam dan teladan Nabi.
Minimal
ada tiga hikmah yang bisa kita petik setiap peringatan maulid nabi :
Pertama adalah berbahagia, hendaknya umat muslim yang beriman berbahagia terhadap
datangnya bulan lahir manusia yang paling mulia di muka bumi, kenapa ? Karena
yang ia bawa adalah cahaya kemuliaan, cahaya terbaik yang menjadi pedoman umat
manusia, yaitu Al Quran . Kemudian langkah apa yang harus kita lakukan untuk
bahagia ? Untuk bahagia kita memerlukan keberanian. Berani dalam memulai hal -
hal yang baik, berani dalam mengajak kebaikan serta mencegah kemungkaran. Di
dalam Al Quran definisi berani adalah mereka yang beriman serta bertaqwa,
mereka adalah wali - wali Allah . Di janjikan bagi mereka kabar gembira di
dunia maupun di akhirat. Berdasarkar firman Allah SWT QS. Yunus 62-64.
أَلَآ
إِنَّ أَوْلِيَآءَ ٱللَّهِ لَا خَوْفٌ عَلَيْهِمْ وَلَا هُمْ يَحْزَنُونَ
Ingatlah, sesungguhnya wali-wali Allah itu,
tidak ada kekhawatiran terhadap mereka dan tidak (pula) mereka bersedih hati.
(62)
الَّذِينَ آمَنُوا وَكَانُوا يَتَّقُونَ
(Yaitu) orang-orang yang beriman dan mereka
selalu bertakwa. (63)
لَهُمُ الْبُشْرَىٰ فِي الْحَيَاةِ الدُّنْيَا وَفِي
الْآخِرَةِ ۚ لَا تَبْدِيلَ لِكَلِمَاتِ اللَّهِ ۚ ذَٰلِكَ هُوَ الْفَوْزُ الْعَظِيمُ
Bagi mereka berita gembira di dalam kehidupan
di dunia dan (dalam kehidupan} di akhirat. Tidak ada perubahan bagi
kalimat-kalimat (janji-janji) Allah. Yang demikian itu adalah kemenangan yang
besar. (64)
Kita berharap kelak mendapatkan syafaat Baginda
Nabi Muhammad SAW, Maka dari itu agar kita ikut berbahagia bersama beliau di
akhirat nanti mari saat ini kita memperbanyak bershalawat kepada beliau .
Rasulullah SAW bersabda:
عَنْ عَبْدِاللهِ بْنِ عَمْرٍو بْنِ الْعَاصِ رَضِيَ
اللهُ عَنْهُمَا اَنَّهُ سَمِعَ رَسُوْلَ اللهِ صلى الله عليه وسلم يَقُوْلُ مَنْ صَلَّى
عَلَيَّ صَلاَةً صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ بِهَا عَشْرًا رواه مسلم.
“Barang siapa yang bershalawat bermimpi sekali,
maka Allah akan bershalawat untuknya sepuluh kali.” (HR Muslim, Abu Dawud,
Tirmidzi, dan Nasa'i).
Kedua adalah, belajar. Untuk
menggapai sebuah kemuliaan maka kita harus mencari ilmu, meng- upgrade keilmuan
kita. Untuk mendapatkan sebuah ilmu maka kita harus belajar terus menerus. Di
momen ini kita perlu memperbanyak dan terus mengulang kisah - kisah Nabi
Muhammad SAW sebagai penyemangat agar istiqomah dalam berjuang di jalan ALLAH
SWT. Di samping mempelajari siroh nabawiyah kita perlu memperdalam keilmuan
kita terhadap AL Quran sebagai risalah yang di bawa Nabi Muhammad SAW, dan juga
sunnah - sunnahnya. Mempelajarinya, memperdalam serta mengamalakannya .
Rasulullah SAW bersabda:
وَمَنْ سَلَكَ طَرِيقًا يَلْتَمِسُ فِيهِ عِلْمًا
سَهَّلَ اللَّهُ لَهُ بِهِ طَرِيقًا إِلَى الْجَنَّةِ
Artinya: "Siapa yang menempuh jalan untuk
mencari ilmu, maka Allah akan mudahkan baginya jalan menuju surga." (HR
Muslim, no. 2699).
Ketiga adalah beradab atau
berakhlaq. Nabi muhammad adalah seorang role model yang wajib kita teladani,
kita jadikan tokoh nomor satu dalam kehidupan kita, bukan yang lain . Nabi
muhammad di utus tidak lain dan tidak bukan adalah untuk menyempurnakan akhlaq
. Di dalam hadits dari Abu Hurairah Radhiyallahu ‘Anhu, Rasulullah
Shallallahu ‘Alaihi Wasallam bersabda:
إِنَّمَا
بُعِثْتُ لأُتَمِّمَ مَكَارِمَ الأَخْلاقِ
Artinya: “Sesungguhnya aku diutus hanya untuk
menyempurnakan keshalihan akhlak.” (HR. Al-Baihaqi).
Maka dari itu kita harus terus
belajar untuk meneladani beliau di semua lini kehidupan, di dalam berkeluarga,
saat menjadi anak, ketika menjadi orang tua, ketika berpolitik, beroganisasi,
bermasyarakat dan bernegara, kita harus memiliki adab dan akhlaq yang baik
sesuai yang telah Nabi Muhammad contohkan.
Secara keseluruhan, Maulid
Nabi bukan hanya sekadar peringatan kelahiran Nabi Muhammad, tetapi juga
sebagai momentum refleksi dan peneguhan iman bagi umat Islam untuk meninggalkan
kegelapan / kedzaliman menuju kepada cahaya keadilan. Peringatan ini menjadi
salah satu cara umat Muslim mengungkapkan rasa syukur kepada Allah atas
diutusnya Nabi Muhammad sebagai rahmat bagi seluruh alam.
Penulis
oleh Rozan Avif