• Jelajahi

    Copyright © MARI MENYERU
    Best Viral Premium Blogger Templates

    Iklan

    pasang

    Subscribe YouTube

    Mari (Kita) Menyeru

    JEPRI JOKO PRIYONO KLATEN
    Kamis, 26 September 2024, September 26, 2024 WIB Last Updated 2024-09-27T02:07:04Z


    MMC Media – Generasi para sahabat di zaman Nabi adalah generasi terbaik sebagai penyeru.  Hidupnya dibimbing langsung sang murobbi terbaik yakni Rosulullah Muhammad SAW. Jiwanya telah mantap memilih hidup   untuk menyerukan ayat-ayat kebenaran dari langit. Mereka memilih  menjadi wali Allah SWT yang mengemban misi mulia, menebar kebaikan dan mencegah kemungkaran sepenuh jiwa raga.

     

    Bermodal al quran di tangan dan sabda – sabda nabi yang sudah mendarah daging menjadi spirit para sahabat maju di medan dakwah. Para sahabat menyakini dalam ayat al quran ada seribu doa, seribu keselamatan, seribu kunci kebahagiaan bagi mereka yang mau mengamalkan.

     

    Pesan nabi yang terus mengiang menjadi bara api yang mengobarkan azam – azamnya untuk tak pernah lelah berjuang. Apalagi mukjizat al quran. Mukjizat itu masih ada dan masih bisa dibaca sampai sekarang sebab Allah SWT sendiri yang menjaga kesucian kalam-kalam - Nya.

     

    Bagi generasi islam penerus, pantaslah selalu bersyukur sebab fadilah atau hikmah  al quran itu menjadi wahyu yang bisa mengantarkan setiap manusia pada kehidupan mulia. Catatannya  jika setiap muslim mau mengimani dan mengamalkan.

     

    Maka sudah sewajarnya bagi seorang muslim menjadikan al quran sebagai sahabat dekat. Tilawatil quran dijadikannya kebiasaaan harian.  Metadzaburi al quran menambah kakayaan jiwa.  Menghafalkannya menjadikan seseorang kian mulia dan mengamalkan mendorongnya dalam keselamatan dan kebahagiaan hakiki.

     

    Namun derajat tertinggi ketakwaan seorang muslim adalah mengajarkan al quran. Inilah puncak pengamalan al quran itu sendiri.  Seorang muslim tidak cukup menyolehkan diri sendiri. Ia punya tanggung – jawab menjaga keislaman saudaranya yang lain.

     

    Setelah akidahnya bersih dan kuat.  Ia memiliki amal-amal ibadah yang istiqomah.  Akhlak mulia pun senantiasa menghiasi dirinya, maka tugas selanjutnya adalah mengajak dan menyolehkan orang lain.

     

    Inilah tugas barisan laskar penyeru.

     

    Menjadi sang penyeru itu bukan takdir. Mengajak orang dalam kesholehan juga bukan garis tangan. Menjadi sang penyeru pun tidak harus jebolan pondok pesantren.  Jadi seorang pendakwah pun bukan turunan darah seorang kyai, ulama, syeah atau ustadz – ustadzah.

     

    Menjadi seorang penyeru adalah pilihan.  Siapa yang mau bersungguh – sungguh memilih jalan dakwah sebagai jalan hidup lalu bertahan istiqomah.  Ia sadar sesadar – sadarnya jalan ini adalah jalan pengorbanan yang harus dititi dengan perjuangan yang membutuhkan kesabaran.

     

    Kadang dakwah itu capek dan lelah, tapi hatinya selalu menguatkan dengan lafal bismillah.  Kadang dakwah itu sepi dari pujian, tak jarang sumpah serapah, tapi semua itu harus diterima dan ditopang dengan niat fi sabilillah agar hati tidak luluh dan patah.

     

    Was bir inna indallahil haq.  Ia tetap bersabar karena janji – janji (Allah) itu pasti benar.

     

    Allah SWT bersabda dalam Ayat ke-33 Surat Fussilat dalam Al-Qur'an berbunyi:


    وَمَنْ اَحْسَنُ قَوْلًا مِّمَّنْ دَعَآ اِلَى اللّٰهِ وَعَمِلَ صَالِحًا وَّقَالَ اِنَّنِيْ مِنَ الْمُسْلِمِيْنَ


    Artinya, "Dan siapakah yang lebih baik perkataannya daripada orang yang menyeru kepada Allah dan mengerjakan kebajikan dan berkata, “Sungguh, aku termasuk orang-orang muslim (yang berserah diri)?” 

     

    Perintah menjadi penyeru juga menjadi pesan hikmah yang harus diingatkan keluarga muslim dalam menjaga dakwah.  Pesan dakwah itu menjadi salah satu syariat islam yang harus diwariskan dan diteruskan antar generasi.  Seorang ayah harus mempersiapkan kader penerusnya untuk menjaga tegaknya islam di muka bumi.

     

    يَٰبُنَىَّ أَقِمِ ٱلصَّلَوٰةَ وَأْمُرْ بِٱلْمَعْرُوفِ وَٱنْهَ عَنِ ٱلْمُنكَرِ وَٱصْبِرْ عَلَىٰ مَآ أَصَابَكَ ۖ إِنَّ ذَٰلِكَ مِنْ عَزْمِ ٱلْأُمُورِ

    Arab-Latin: Yā bunayya aqimiṣ-ṣalāta wa`mur bil-ma'rụfi wan-ha 'anil-mungkari waṣbir 'alā mā aṣābak, inna żālika min 'azmil-umụr

     

    Artinya: Hai anakku, dirikanlah shalat dan suruhlah (manusia) mengerjakan yang baik dan cegahlah (mereka) dari perbuatan yang mungkar dan bersabarlah terhadap apa yang menimpa kamu. Sesungguhnya yang demikian itu termasuk hal-hal yang diwajibkan (oleh Allah). (QS : Lukman ayat 17)

     

    Allah SWT pun tak kalah janji-Nya bagi para laskar penyeru. Ketika seorang muslim memilih jalan hidup membela agama Allah SWT, maka kemulian dunia akherat menjadi balasannya.

     

    يٰٓاَيُّهَا الَّذِيْنَ اٰمَنُوْٓا اِنْ تَنْصُرُوا اللّٰهَ يَنْصُرْكُمْ وَيُثَبِّتْ اَقْدَامَكُمْ

    yâ ayyuhalladzîna âmanû in tanshurullâha yanshurkum wa yutsabbit aqdâmakum

     

    Wahai orang-orang yang beriman, jika kamu menolong (agama) Allah, niscaya Dia akan menolongmu dan meneguhkan kedudukanmu. (QS : Muhammad ayat 7).

     

    Mari kita menyeru.

     

    Penulis Joko Priyono Klaten

    Editor Joko Priyono Klaten.

     

    Komentar

    Tampilkan

    Terkini