• Jelajahi

    Copyright © MARI MENYERU
    Best Viral Premium Blogger Templates

    Iklan

    pasang

    Subscribe YouTube

    Ada Kasus Bocah Klaten Kena Aids Malah Dibawa ke Dukun, Berikut Ceritanya

    JEPRI JOKO PRIYONO KLATEN
    Kamis, 12 Desember 2024, Desember 12, 2024 WIB Last Updated 2024-12-12T22:23:33Z

     

    MMC MEDIA – Kisah kasus ini jangan ditiru. Alih – alih bocah terpapar HIV/Aids di salah satu wilayah Klaten itu dibawa ke rumah sakit untuk mendapat penanganan medis, oleh orang tuanya malah dibawa ke dukun.  Cerita itu adalah pengalaman pendamping penyintas HIV-Aids. Salah satunya diceritakan  Ronny Roekmito selaku Sekretaris Komisi Penanggulangan Aids (KPA) Klaten di acara Rapat Kordinasi dan Evaluasi Penganggulangan HIV/Aids Kamis (12/12) di Ruang B2 Setda Klaten.


    “Kasusnya adalah ada anak Klaten yang terpapar HIV. Anaknya masih SD. Anehnya  bocah ini yang terpapar HIV/Aids oleh orang tuanya tidak diobati medis malah dibawa ke dukun. Saya bilang kepada orang tuanya, anak itu mau dibawa ke dukun silahkan.  Tapi minumlah obat ARV. Tapi tetap saja tidak mau (minum obat)” jelas Ronny.


    Tidah hanya selesai di situ. Pemerintah melalui KPA Klaten bermaksud memberi makanan tambahan bagi bocah penyintas HIV/Aids.  Tapi upaya itu pun kembali ditolak.


    “Selain memberikan obat, teman – teman pendamping KPA Klaten itu juga memberikan makanan tambahan bagi penyintas agar daya tahan itu tumbuh.  Tapi lagi – lagi bantuan makanan tambahan seperti susu, roti dan makan itu ditolak oleh keluarga (anak korban HIV/Aids) itu” tambahnya.


    Dihadapan rapat kordinasi yang dihadiri Joko Purwanto Asisten Tata Pemerintahan dan kesejahteraan Rakyat Setda Klaten dan 68 pemangku kepentingan penanggulangan HIV/Aids Klaten, Ronny mengatakan masa tumbuh virus HIV menjadi Aids semakin singkat.


    “Biasanya masa tumbuh virus HIV menjadi aids itu dua tahun. Tapi kasus di Kabupaten Purbalingga ditemukan fakta masa tumbuh itu lebih singkat yakni delapan bulan.  Itu terjadi pada kelompok perilaku menyimpang laki seks laki (LSL) dimana khusus di Klaten meningkat tajam. Dampak penggunaan media sosial dan teknologi menjadi persoalan yang tak dipungkiri.  Maka hati-hati bagi para orang tua.  Misalnya di handphone ada aplikasi michat, walla, grinder atau hormet. Sebab platform media sosial itu sering dijadikan transaksi dan jejaring komunitas” pungkasnya.

     

    Penulis Joko Priyono Klaten.

     

     

     

     

    Komentar

    Tampilkan

    Terkini