MMC Media – Bulan Ramadhan adalah tamu agung yang
selayaknya dimuliakan. Jangan pernah kita
membiarkan bulan suci itu melenggang tanpa kesan dan kehilangan makna.
Hari demi hari selama Ramadhan adalah waktu yang
penuh berkah. Berkah itu maknanya
dziadatun bi khoir, yakni membuka pintu kebaikan.
Allah SWT memudahkan seorang muslim beribadah dan
berbuat baik. Allah SWT menjaga orang
berpuasa untuk tidak mudah berbuat dosa
dan maksiat terutama bagi mereka yang bersungguh – sungguh berhati-hati menjaga
puasanya.
Maka orang berpuasa akan sedikit bicara. Ia takut kata yang keluar dari lisannya bernilai
dusta atau menyakiti orang lain sehingga merusak pahala puasanya. Maka ia
memilih irit bicara kecuali perkataan yang baik dan manfaat. Itu tantangan
terberat orang puasa yang tidak sekedar menahan lapar dahaga dan berjimak
dengan pasangannya.
Bersungguh – sungguh menjaga puasa itu salah
satunya adalah menggunakan waktu. Orang berpuasa itu waktunya dilalui penuh
ibadah. Seolah – olah ia tak ingin
menyia-nyiakan detik demi detik berlalu percuma.
وَالَّذِيْنَ هُمْ عَنِ اللَّغْوِ مُعْرِضُوْنَ
Wa lladziina hum ‘anil laghwi mu’ridluna
“Dan orang – orang yang menjauhkan diri dari
(perkataan dan perbuatan) yang tidak berguna” (Q.S. Mukminun : 3).
Ia memilih membaca al quran untuk memberkahkan Ramadhan. Membaca ayat demi ayat al quran itu dinikmati
di sela lapar dan dahaga sampai kadang tak sadar diserang rasa kantuk yang
menyusup. Atau pun kalau tidak, ia memilih untuk tidur guna puasanya.
«مَنْ كَانَ يُؤْمِنُ بِاللَّهِ وَالْيَوْمِ الآخِرِ، فَلْيَقُلْ خَيْرًا
أَوْ لِيَصْمُتْ
Man kaana yu’minu bii llahi walyaumil akhiri falyaqul khoiron auliyash
muts
"Barang siapa beriman kepada Allah dan Hari Akhir, hendaklah ia
berkata baik atau diam” (Hadist Bukhori – Muslim).
Godaan berat lain dalam menjaga puasa lainnya adalah penggunaan media
sosial. Berselancar di media sosial itu asyik
dan mengasyikan. Satu jam, dua jam, tiga jam bermain instagram, tik tok,
facebook, youtube sampai melihat update status teman itu tak terasa dan sangat
menyenangkan.
Maka bermedia sosial pun harus bijak. Jangan pernah bermedia sosial itu
sekedar iseng. Berbahaya. Mata dan telinga ini juga harus berpuasa. Kadang
konten atau pesan media sosial itu bebas. Pesan itu berseliweran kadang tanpa
adab dan kesopanan tak ada yang melarang. Kalau tidak berhati – hati maka mata dan
telinga orang berpuasa bisa bermaksiat.
Hati – hati! Media sosial bisa
menjadi pencuri di bulan Ramadhan. Ia akan menggoda dan mengambil waktu – waktu
terbaik selama bulan Ramadhan untuk hal sia – sia termasuk perbuatan maksiat.
Bijaklah menggunakan media sosial. Atau lebih baik
tilawah menyelesaikan target membaca al quran itu lebih baik. Atau pun kalau tidak, tidur itu lebih baik
kalau tugas penting lain sudah ditunaikan selama bulan Ramadhan.
Penulis Joko Priyono Klaten
Editor Joko Priyono Klaten.